Dana Asing Mengalir Masuk, Dolar AS Ogah Balik Rp 15.000

Dana Asing Mengalir Masuk, Dolar AS Ogah Balik Rp 15.000

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 29 Jul 2022 16:10 WIB
Ilustrasi kurs dolar rupiah
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Aliran dana asing masih mengalir deras. Alhasil nilau tukar rupiah pun menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kamis kemarin dolar AS ditutup di Rp 14.930 sementara hari ini di posisi Rp 14.850. Selain itu, Yield SBN 10 tahun turun di level 7,21%.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan berdasarkan data transasksi 25 - 28 Juli 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 4,60 triliun terdiri dari beli neto Rp 3,28 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 1,32 triliun di pasar saham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan data setelmen sampai dengan 28 Juli 2022, nonresiden jual neto Rp 138,95 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 57,85 triliun di pasar saham," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (29/7/2022).

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Juli 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat Juli 2022 diperkirakan sebesar 0,50% (mtm).

ADVERTISEMENT

Komoditas utama penyumbang inflasi Juli 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu cabai merah sebesar 0,17% (mtm), bawang merah sebesar 0,10% (mtm), Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,08% (mtm), angkutan udara sebesar 0,06% (mtm), cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), rokok kretek filter (0,02%, mtm), tomat, daging ayam ras, mie kering, nasi dengan lauk, air kemasan, semen, sabun detergen bubuk/cair, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode minggu keempat Juli 2022 yaitu minyak goreng sebesar 0,06% (mtm), jeruk dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02% (mtm), telur ayam ras, kangkung, bayam, sawi hijau, dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tutupnya.




(ang/ang)

Hide Ads