Pendapatan Meningkat
Toba Pulp Lestari Rugi US$ 24,8 Juta
Rabu, 28 Jun 2006 15:44 WIB
Medan - Kinerja PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) belum juga membaik. Meski mampu membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 89,9 juta selama tahun 2005, namun ternyata perusahaan yang dulunya bernama Inti Indorayon ini masih menderita rugi. Pendapatan bersih tersebut berarti meningkat 4 persen dibanding tahun 2004. Sementara laba kotor mencapai US$ 22,3 juta. Dan setelah dikurangi berbagai beban bunga dan pajak, TPL akhirnya menderita kerugian bersih US$ Rp 24,8 juta. Demikian laporan yang disampaikan direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan TPL di Uniplaza, Jalan MT Haryono, Medan, Rabu (28/6/2006)."Setelah dikurangi beban penjualan, biaya umum dan administrasi maka laba usaha menjadi sebesar 8,3 juta dolar AS. Tetapi setelah dikurangi lagi beban bunga dan pajak tangguhan akhirnya menghasilkan kerugian bersih sebesar 24,8 juta dolar AS," jelas Humas PT TPL Chairuddin Pasaribu. Chairuddin mengakui kondisi keuangan TPL belum juga menunjukkan performa yang optimum. Salah satu penyebabnya adalah penghentian operasi pabrik dalam waktu yang cukup lama. Seperti diketahui, TPL baru beroperasi normal dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, perbaikan recovery boiler menyebabkan kehilangan produksi sebesar 10 persen. Perseroan semakin menderita akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berdampak langsung terhadap biaya produksi. Biaya itu meliputi biaya energi untuk pengoperasian lime kiln, biaya transportasi, biaya kegiatan pemanenan di hutan tanaman industri (HTI), serta biaya pemasokan bahan-bahan pendukung. "Kendala lain yang cukup mengganggu, karena berkurangnya pasokan bahan baku eucalyptus dari HTI, karena faktor non-teknis. Akibatnya TPL terpaksa memasok kayu akasia dari pihak lain dengan harga relatif mahal," kata Chairuddin. Kendati demikian, kata Chairuddin, pihaknya tetap melaksanakan komitmen dalam bidang corporate social responsibility (CSR), yakni menyisihkan satu persen dari hasil penjualan bersih pulp (net sales) guna membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat. TPL pada tahun 2005 menyisihkan Rp 8,1 miliar guna membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat. Separuh dari dana itu tersebut diperuntukkan bagi kabupaten Toba Samosir, yang merupakan kabupaten tempat berdirinya pabrik. "Sisanya didistribusikan kepada delapan kabupaten lokasi HTI melalui pemerintah kabupaten yang bersangkutan," kata Chairuddin. Dalam RUPS kali ini, kata Chairuddin, juga ditetapkan penambahan anggota Komisaris Independen yakni Willihar Tamba. Susunan lengkap struktur TPL terdiri atas Komisaris Utama Dedy Sutanto SH MHum, Komisaris Sabam Leo Batubara, Komisaris Independen Lundu Panjaitan dan Willihar Tamba. Jajaran Direksi terdiri atas Direktur Utama Owen R Downie dibantu tiga orang Direktur, Juanda Panjaitan SE, Ir Firman Furba dan Mulia Nauli.
(qom/)