Direktur Finance & Strategy PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Ade Cahyo Nugroho menyampaikan tujuan right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang akan dilakukan pihaknya.
Hal ini disampaikan Ade dalam Press Conference Pemaparan Kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk Triwulan II 2022, Kamis (25/08/2022).
"Sebagaimana keterbukaan informasi yang telah kami sampaikan pada 16 Agustus kemarin, BSI berencana melakukan right issue dengan size sekitar enam miliar lembar saham, dengan nilai sekitar Rp 5 triliun, ini akan digunakan murni untuk support pembiayaan BSI," ungkap Ade.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BSI Cetak Laba Bersih Rp 2 T |
Lebih lanjut Ade mengatakan, BSI sampai dengan Juni kemarin mencatatkan pembiayaan sebesar Rp 191,29 triliun atau tumbuh hampir 19%. Bahkan ia menambahkan, di bulan Juli ini hampir mencapai 20%.
"Yang tentu pertumbuhan ini harus di support oleh permodalan yang memadai. Dan kita menyadari bahwa merger kemarin memang tidak terjadi penambahan modal sama sekali, sehingga ini menjadi momentum yang tepat," tambahnya.
Sebelumnya, pada pekan lalu BSI mengumumkan akan menerbitkan 6 miliar saham baru. Hal itu dilakukan melalui rencana penambahan modal dengan Right Issue pada kuartal IV/2022. Saham yang diterbitkan sebanyak 6 miliar saham Seri B Perseroan, dengan nilai nominal Rp 500 per saham (Saham Baru).
"Saham baru tersebut akan diterbitkan dari portepel Perseroan dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Saham baru tersebut juga akan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham Seri B Perseroan lainnya yang telah ditempatkan dan disetor," ujar Ade Cahyo Nugroho Direktur Finance & Strategy BSI dalam keterangan tertulis, Kamis (18/8/2022).
Cahyo menuturkan aksi korporasi rights issue ini dilakukan perseroan untuk mendukung ekspansi pertumbuhan BSI baik secara organik maupun anorganik. Di mana BSI memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan compound annual growth rate (CAGR) di atas 15% sampai tahun 2025.
"Maka untuk mendukung rencana tersebut, BSI membutuhkan tambahan permodalan (ekuitas) agar Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan dapat mencapai di atas 20% pada akhir tahun 2025. Saat ini CAR BSI berada di kisaran 17%. Hal tersebut juga sesuai dengan average CAR Top 10 National Bank dan menjaga level of comfort market," paparnya.
Lebih lanjut, BSI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September 2022 untuk meminta persetujuan rencana rights issue tersebut. Adapun, ketentuan-ketentuan PMHMETD I, termasuk harga pelaksanaan dan jumlah final atas saham baru yang diterbitkan akan diungkapkan dalam prospektus yang akan diterbitkan pada waktunya sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
(dna/dna)