Masih Ngamuk, Dolar AS Nyaris Rp 15.300 Pagi Ini

Masih Ngamuk, Dolar AS Nyaris Rp 15.300 Pagi Ini

Tim detikcom - detikFinance
Jumat, 30 Sep 2022 09:47 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali naik tinggi, mendekati Rp 15.300. Per siang ini pukul 14.45 WIB, dolar AS tercatat tembus ke level Rp 15.265.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Nilai tukar dolar AS (Amerika Serikat) semakin mendekati Rp 15.300. Posisi tertinggi mata uang Paman Sam itu sempat berada di Rp 15.263.

Mengutip Reuters, Jumat (30/9/2022), hingga pukul 09.30 WIB the greenback berada di kisaran Rp 15.247. Trennya masih akan menguat.

Penguatan dolar AS sendiri tercatat cukup signifikan tahun ini. Dari awal tahun, pergerakan dolar AS terhadap rupiah terpantau dari level Rp 14.189-15.265 atau menguat 6,73%. Artinya, dolar AS sudah naik 1.000 poin lebih sejak awal tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penguatan nilai tukar dolar AS sendiri terjadi pada nyaris seluruh mata uang negara lainnya. Sementara rupiah pagi ini terpantau melemah juga terhadap yuan China, dolar Hong Kong, dan won Korsel.

Direktur Center of Economic and Law Studies CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, perkara nilai tukar rupiah ini sangat beresiko terhadap beberapa bahan pangan yang impornya besar. Biaya impor akan membengkak, dan membuat distributor mengerek harga di dalam negeri.

ADVERTISEMENT

"Dari biaya impor akan membengkak karena rupiahnya melemah, membuat para distributor akan menyesuaikan harga di dalam negeri. Yang artinya, akan memicu imported inflation atau inflasi karena biaya impor yang membengkak," kata Bhima kepada detikcom.

Ekonom memprediksi penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah masih akan terus terjadi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan menguatnya nilai tukar dolar AS. Salah satunya statement pejabat Fed yang semakin memberikan nuansa bahwa the Fed masih akan tetap hawkish

Selain itu, Rusia akan mengusulkan penurunan produksi minyak 1 juta barel pada pertemuan OPEC+ pada Oktober nanti. Kondisi tersebut yang kembali membuat pelaku pasar kian khawatir, sehingga di pasar saham dan obligasi New York loyo.




(ang/ang)

Hide Ads