PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) 7 November 2022 dengan mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Target dana yang dihimpun dari pasar modal senilai Rp 8,17 triliun.
Rentang harga penawaran saham Blibli Rp 410 - Rp 460 setiap sahamnya. Perusahaan yang akan menggunakan kode saham BELI itu menawarkan sebanyak-banyaknya 17.771.205.900 saham.
Rencannya sekitar Rp 5,5 triliun dana hasil IPO akan digunakan untuk membayar utang atau fasilitas revolving loan. Sisanya untuk modal kerja kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu bagaimana potensi Blibli dalam mendulang cuan usai IPO? Apakah bisa tebar dividen?
Menurut hasil riset dari PT Ajaib Sekuritas Asia, Blibli secara fundamental dalam performa kinerja cukup baik, yang tercermin dari rasio solvabilitas yang mencatatkan kinerja cukup sehat.
Hal ini terefleksikan pada rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio/DAR) sebesar 0,45 kali. Selain itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) sebesar 0,82 kali mencerminkan Perseroan memiliki kinerja yang cukup sehat dan memiliki aset dan ekuitas yang positif.
Semakin rendah rasio DER, maka profitabilitas perusahaan dan kemampuan untuk membayar utangnya diproyeksikan meningkat.
Umumnya, DER berbanding terbalik dengan dividen suatu emiten. Semakin rendah tingkat DER, maka komposisi utang semakin rendah yang berpengaruh pada semakin tingginya kemampuan emiten untuk membayarkan dividend payout ratio (DPR) kepada pemegang saham, sehingga rasio pembayaran dividen semakin tinggi.
Rasio DER yang rendah akan menambah tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan yang berakibat terhadap tingginya minat investor untuk berinvestasi. Investor cenderung mengapresiasi penggunaan dana IPO untuk ekspansi yang berdampak terhadap kinerja keuangan emiten di masa depan.
Sebelumnya Chief Financial Officer (CFO) Blibli Hendry mengatakan dana hasil IPO sebanyak Rp 5,5 triliun akan digunakan untuk pembayaran utang kepada PT Bank Central Asia (BCA) Tbk dan PT Bank BTPN Tbk masing-masing Rp 2,75 triliun.
"Dana IPO ini sebesar Rp 5,5 triliun akan kami gunakan untuk melakukan pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan kami," kata Hendry dalam konferensi pers di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2022).
Berdasarkan hal tersebut, manajemen Blibli optimistis kinerja keuangan Perseroan akan terus tumbuh seiring upaya mendongkrak profitabilitas melalui berbagai pengembangan dan sinergi bisnis di dalam ekosistem omnichannel Blibli.
CEO PT Global Tiket Network (tiket.com), George Hendrata, mengatakan, "Integrasi dan sinergi Blibli, tiket.com dan Ranch Market diproyeksikan akan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan berlaba positif dalam waktu singkat," kata George