Masih Ngegas, Laba PGN Naik 8% Jadi Rp 4,8 T

Masih Ngegas, Laba PGN Naik 8% Jadi Rp 4,8 T

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 08 Nov 2022 16:26 WIB
Ilustrasi PGN
Foto: PGN
Jakarta -

Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk melanjutkan tren kinerja keuangan yang positif pada kuartal III-2022. Emiten dengan kode saham PGAS ini mengantongi laba bersih US$ 310,5 juta atau setara Rp 4,8 triliun jika dikalikan kurs saat ini Rp 15.612.

Melansir laporan keuangan perusahaan di keterbukaan informasi, torehan laba bersih itu naik 8,49% jika dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama di 2021 sebesar US$ 286,21 juta.

Laba bersih itu berasal dari pendapatan sebesar US$ 2,6 miliar, laba bruto sebesar US$ 607,0 juta, laba operasi sebesar US$ 480,2 juta dan EBITDA sebesar US$ 935,5 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah PGN bisa terus melanjutkan kinerja positif 2022. Pemulihan kinerja operasional dari pemulihan ekonomi, berhasil menopang kinerja keuangan PGN sampai dengan triwulan III-2022. Kinerja volume niaga gas periode Januari s.d September 2022 mencapai 894 BBTUD. Sedangkan untuk volume transmisi gas Triwulan III 2022 adalah sebesar 1.343 MMSCFD," jelas Direktur Utama PT PGN Tbk, M. Haryo Yunianto dalam keterangan resminya, Selasa (8/11/2022).

Perusahaan juga melaporkan peningkatan volume lifting minyak & gas di kuartal III-2022 menjadi 30.350 BOEPD, serta adanya kenaikan ICP yang tinggi termasuk hal yang signifikan berkontribusi pada kinerja keuangan TW III 2022.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, perusahaan melaporkan transportasi minyak menunjukkan kenaikan kinerja yang sangat signifikan yang mencapai 31.413 BOEPD dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 9.301 BOEPD. Demikian juga, kinerja LPG processing mencapai sebesar 37.270 Ton.

PGN memiliki fokus dalam pengembangan utilisasi gas bumi agar dapat meningkatkan value creation dan distribusi gas bumi di berbagai wilayah Indonesia maupun go international.

"PGN menjalankan peran yang cukup menantang di era transisi energi dari fosil ke EBT. Dengan posisi kunci sebagai salah satu penyedia gas bumi di Indonesia, harapan kami adalah dapat mengisi masa transisi ini melalui penyediaan gas bumi sebagai energi bersih kepada masyarakat," pungkas Haryo.

(acd/das)

Hide Ads