Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin menjadi 3,75-4% belum lama ini. Kenaikan suku bunga acuan ini membuat posisi dolar AS semakin kuat terhadap hampir seluruh mata uang. Lalu, apa dampaknya?
Praktisi Perbankan, Abiwodo mengatakan, kenaikan suku bunga memberikan dampak yang besar. Menurutnya, hal itu berdampak pada bunga kredit yang tinggi, kemudian membuat perputaran ekonomi yang lemah.
Dia juga bilang, hal ini mendorong orang menyimpan uangnya ke bank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kini, akibat peningkatan suku bunga acuan The Fed, kisaran bunga acuan di AS mencapai 3,75 hingga 4%. Untuk kredit, bunga yang semakin tinggi itu tentu mengerikan. Dampaknya, nilai investasi cenderung turun dan perputaran ekonomi melemah. Tapi sebaliknya, bunga perbankan yang tinggi itu bisa mendorong orang untuk menyimpan uangnya di bank," menurut Abiwodo dalam keterangannya, Minggu (13/11/2022).
"Itulah yang terjadi beberapa hari ini. Agresivitas bank sentral AS dalam menaikkan suku bunga acuan memicu pelaku pasar atau investor untuk mencari safe haven alias tempat aman untuk menaruh dolarnya. Alhasil, dolar menguat terhadap seluruh mata uang," tambahnya.
Menurutnya, rupiah bukan satu-satunya mata uang yang melemah, namun banyak mata uang terdampak. Tak cuma itu, aset kripto juga ikut melemah.
Kapitalisasi pasar kripto sempat turun 1,82% menjadi US$ 998,19 miliar. Hal ini terjadi karena saat The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sehingga investor mulai menjauhi aset berisiko seperti kripto.
Di sisi lain, melemahnya pasar kripto ini menjadi momentum bagi bank sentral untuk menegaskan kembali soal risiko fluktuasi uang kripto.
(acd/zlf)