Selain dari IPO, Pahala mengungkapkan, pembiayaan pabrik PKT di Papua Barat itu juga akan menggunakan sumber dana lainnya. Menurutnya Debt Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap permodalan PKT hingga saat ini masih cukup rendah. "Target IPO untuk PKT sekitar 10-20%. Sementara DER PKT akan dijaga pada kisaran 30-50%," ungkapnya.
Dalam pertemuan dengan komisi VI DPR tersebut, Pahala juga menyampaikan peluang bagi PKT untuk mengoptimalkan produksi gas dari Blok Masela. Sejalan dengan rencana pengembangkan blok gas alam yang cukup besar itu, kementerian BUMN memiliki rencana untuk mendorong ekspansi PKT selanjutnya ke wilayah Maluku, lokasi dimana Blok Masela berada.
"Dengan IPO PKT punya peluang mengoptimalkan produksi gas di dalam negeri yang diperkirakan akan terus naik pada tahun 2027-2030. PKT juga dapat mengoptimalkan kebutuhan pupuk per hektar di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan Vietnam maupun Malaysia," ujar Wamen BUMN I ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa selama periode Januari- Oktober 2022 PKT mampu memproduksi pupuk urea sebanyak 92% dari target tahun ini sebanyak 3,42 juta ton. Sementara NPK mencapai 102% dari target 250 ribu ton dan amonia sebesar 101% dari target 2,79 juta ton.
Pupuk Kaltim juga memastikan bahwa pada Oktober lalu produksi dan distribusi pupuk untuk periode musim tanam pertama 2023 (Maret-April 2023) sudah aman.
"Per tanggal 26 November 2022, sebanyak 108.917 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 6.725 ton NPK formula khusus, serta 158.702 ton pupuk urea non subsidi dan 38.073 NPK non subsidi telah tersedia di gudang-gudang Pupuk Kaltim," ungkap Rahmat.
Stok pupuk tersebut saat ini sudah berada di gudang-gudang milik PKT di berbagai wilayah penyaluran pupuk subsidi. Diataranya adalah wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat hingga Nusa Tenggara Barat.
(dna/dna)