PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) terus berupaya melakukan percepatan untuk mencapai kemandirian finansial. Hal ini bertujuan agar penandaan dana GOTO tidak tergantung pada para investor dan mulai berdiri membiayai operasional yang bersumber dari kas perusahaan.
CEO GOTO Andre Soelistyo mengatakan kemandirian finansial terus dikejar mengingat tidak selamanya bisnis ini dilakukan dengan pendanaan investor. Apalagi jika mengingat pertumbuhan transaksi dalam GoTo tumbuh dengan baik.
"Di tengah segala kondisi makroekonomi global, kemandirian ini sangat penting karena tidak bisa selamanya bergantung hanya pada pendanaan eksternal. GoTo mengupayakan kemandirian finansial melalui pertumbuhan yang berkualitas tinggi dan upaya efisiensi secara terus-menerus. Buktinya pertumbuhan yang berkualitas tersebut telah terjadi setiap kuartal, di mana kami melihat semakin banyak transaksi di dalam ekosistem kami, yang dapat kami monetisasi semakin baik, sehingga menghasilkan pendapatan yang terus bertumbuh," ujar Andre dalam keterangannya, Rabu (21/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sisi lain, kami terus mendorong efisiensi. Ada lebih dari 130 inisiatif efisiensi dalam beberapa kuartal terakhir yang kami lakukan, dan berhasil menurunkan beban operasional kami sampai dengan 16%. Tentu kami tidak berpuas diri, dan kami akan terus mengupayakan operasional yang lebih efisien. Harapannya kami dapat terus melangkah menuju perusahaan yang mandiri secara finansial dan membawa dampak positif bagi seluruh stakeholder di ekosistem kami," imbuhnya.
Ia melanjutkan saat ini kas GOTO juga dinilai cukup dan siap untuk mencapai profitabilitas. Karenanya, selain pendanaan GOTO juga memiliki dua strategi utama yang kini diterapkan.
"Kami memiliki kas yang cukup untuk mencapai milestone penting dalam menuju kemandirian finansial. Kami juga terus melakukan manajemen biaya secara hati-hati. Pada kinerja kuartal ketiga, rata-rata burn rate bulanan turun 13% dari kuartal sebelumnya, dan 20% dibandingkan dengan kuartal pertama," kata Andre.
"Pada saat yang sama, kami akan terus fokus pada monetisasi, pengembangan produk yang semakin diandalkan, dan optimalisasi beban usaha yang memungkinkan GoTo beroperasi lebih efisien. Kami juga masih memiliki berbagai opsi untuk lebih lanjut meningkatkan likuiditas kami, yang akan ditelaah secara oportunistik, dengan memperhatikan kondisi makroekonomi, pasar modal, dan kebutuhan perusahaan," jelas Andre.
Baca juga: Analisa Pergerakan Saham GOTO, Waktunya Buy? |
Adapun langkah pertama yang dilakukan oleh GoTo adalah berinovasi produk dengan meningkatkan inovasi produk. Berikut adalah inovasi dan capaian produk yang menjadi fokus GOTO:
■ GoPayCoins tersedia luas untuk seluruh konsumen di dalam ekosistem GoTo. Hal ini diberikan sebagai program penghargaan loyalitas tunggal untuk berbagai produk dan layanan GoTo. GoPayCoins memungkinkan adanya akuisisi konsumen baru dengan biaya yang lebih efisien dan memberikan insentif bagi konsumen untuk terus bertransaksi di dalam ekosistem GoTo.
■ GoTo Plus telah mencatatkan lebih dari 50.000 pelanggan berbayar dalam waktu yang singkat.
■ GoPayLater Cicil, produk pembiayaan berbasis cicilan ini telah diperkenalkan secara terbatas kepada empat juta konsumen terpilih (whitelisted).
■ GoFood Hemat Menawarkan layanan pesan antar makanan dengan biaya yang lebih ekonomis. Untuk jangkauannya sudah diterapkan di bawah dua kilometer.
■ GoTransit, bekerja sama dengan Kereta Commuter Indonesia (KCI). Layanan ini memudahkan konsumen untuk membeli tiket KCI melalui aplikasi Gojek. GoTransit pun telah menjadi pilihan utama penjualan tiket KCI secara online.
Baca juga: Investor Jumbo GOTO Alihkan 556 Juta Saham |
Langkah kedua yang dilakukan GOTO adalah dengan mendisiplinkan pengelolaan beban operasional perseroaan di semua lini usaha. Pencapaian ini terlihat dari keberhasilan GoTo pada laporan kinerja kuartal tiga yang mencatat burn rate perusahaan berkurang 13% dari kuartal kedua, dan turun 20% jika dibandingkan dari kuartal pertama tahun 2022.
Tak hanya itu, pada kuartal tiga, Gross Transaction Value (GTV) Grup tumbuh 33% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (YoY) dan mencapai Rp 161 triliun. Pendapatan bruto kuartal grup pun tumbuh 30% (You) dan mencapai Rp 5,9 triliun.
Tak berhenti di situ, pencapaian kinerja GoTo terus berlanjut. Terlihat dari GTV On-Demand Service yang tumbuh 24% (YoY) dengan capaian Rp 15,7 triliun. GTV E-Commerce perseroan pun tumbuh sebesar 15% (Yoy) menjadi Rp 69,9 triliun. Terakhir GTV Financial Technology Service turut mencatat pertumbuhan baik sebesar 78% menjadi Rp 97,1 triliun.
Lihat juga Video: Badai Resesi Picu PHK Massal, Begini Tanggapan Warga