IAT Ingin Rambah Bisnis Kargo dan Penerbangan Komersil

IAT Ingin Rambah Bisnis Kargo dan Penerbangan Komersil

- detikFinance
Kamis, 03 Agu 2006 11:35 WIB
Jakarta - Setelah sukses di bisnis pesawat carteran, Indonesia Air Transport (IAT) yang merupakan anak perusahaan Bimantara itu berniat merambah bisnis kargo dan juga penerbangan komersil.Hal itu disampaikan Presdir IAT Roekman Prawirasasra dalam perbincangannya dengan detikcom dan Bisnis Indonesia di kantornya di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (2/8/2006)."Kita ada rencana untuk diversifikasi usaha dengan mengembangkan bisnis kargo dan menjajaki kemungkinan masuk ke perusahaan penerbangan berjadwal. Untuk masuk ke bisnis kargo mungkin sekitar 1-2 tahun lagi. Tapi kita akan tetap pada core di minyak, diversifikasi hanya untuk membagi risiko," jelasnya.Mengenai bisnis pesawat carteran, Roekman mengaku prospeknya sangat baik. Bahkan Roekman mengaku mendengar ada beberapa perusahaan asing yang sudah mendekati perusahaan pesawat carteran lokal.IAT sendiri saat ini menguasai 25 persen pasar pesawat carteran, dengan 4-5 kontrak. IAT tengah mengincar 3 kontrak dengan nilai Rp 70-80 miliar dalam 5 tahun ke depan.Persaingan industri ini diakui Roekman cukup ketat. "Banyak perusahaan pesawat carter, tapi yang besar hanya lima yakni Pelita, Airfast, Trafira, Deraya dan IAT," ungkapnya.Dengan kenaikan harga minyak dunia, lanjut Roekman, industri ini sangat diuntungkan. "Kalau harga minyak naik, permintaan pesawat carteran juga naik. Demand pesawat carteran jadi cukup bagus," jelasnya.IAT memprediksi pertumbuhan pendapatan sebesar 16 persen. Dengan adanya kontrak baru, IAT menargetkan pendapatan sebesar Rp 270 miliar pada tahun 2007, dan tahun 2011 menjadi Rp 452 miliar.Untuk laba bersih IAT tahun 2006 diperkirakan mencapai Rp 31,5 miliar dibandingkan tahun 2005 yang mencapai Rp 15,1 miliar. Hingga April 2006, IAT sudah meraup laba sebesar Rp 29,3 miliar dengan pendapatan Rp 74 miliar.Perseroan juga berniat membagikan 30 persen keuntungannya untuk dividen juga laba bersih mencapai Rp 15 miliar. Dan jika keuntungannya berkisar Rp 15-30 miliar, maka porsi dividen adalah 25 persen. "Jika keuntungan di atas Rp 50 miliar, dividen 20 persen," tambah Roekman.Dari hasil IPO 20 persen sahamnya yang akan menghasilkan sekitar Rp 70 miliar, IAT berniat menambah 3 pesawat baru. Saat ini IAT sudah memiliki 15 armada plus 1 armada milik pihak ketiga yang dioperasikan oleh IAT. (qom/)

Hide Ads