Argentina dan China resmi menyepakati perjanjian swap atau pertukaran mata uang senilai US$ 24,29 miliar atau setara Rp 378,4 triliun (kurs Rp 15.600/dolar AS). Dalam hal ini, negara Amerika Latin tersebut akan meningkatkan penggunaan mata uang China.
Dikutip dari Reuters, Senin (09/01/2023), Bank Sentral Argentina pada hari Minggu kemarin menyampaikan, kesepakatan ini memungkinkan negaranya untuk meningkatkan cadangan mata uang asingnya yang habis.
Pemerintah Argentina sendiri perlu membangun kembali cadangan mata uangnya untuk menutupi biaya perdagangan dan pembayaran utang di masa depan. Langkah ini juga sejalan demi pemenuhan kesepakatan utangnya dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, kepala bank sentral Argentina dan China mengkonfirmasi, kesepakatan antar kedua institusi tersebut telah diaktifkan.
"Kesepakatan pertukaran mata uang antara kedua institusi telah diaktifkan dan berkomitmen untuk memperdalam penggunaan (yuan China) di pasar Argentina," kata bank sentral.
Dalam pernyataan tersebut, dirincikan pula besaran dana tukar yang disepakati, dengan total mencapai 165 miliar yuan atau setara US$ 24,29 miliar (Rp 378,4 triliun).
Dana tersebut terdiri atas 130 miliar yuan untuk penguatan cadangan internasional dan 35 miliar yuan aktivasi khusus untuk kompensasi operasi di pasar valuta asing.
"Swap terdiri dari pertukaran mata uang untuk penguatan cadangan internasional 130 miliar yuan dan aktivasi khusus 35 miliar yuan untuk mengkompensasi operasi di pasar valuta asing," kata pernyataan itu.
Diketahui,China sendiri merupakan mitra dagang terbesar kedua Argentina, setelah Brasil, dan tujuan utama kedua untuk ekspor Argentina.
Sebelumnya Presiden Argentina Alberto Fernandez juga sempat mengumumkan kesepakatan itu pada November tahun lalu. Pada saat itu nilainya hanya mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 78 triliun.
Lihat juga video 'Messi Pencetak Gol Internasional Terbaik 2022, Mbappe-Haaland Urutan Berapa?':
(dna/dna)