Ekonom Institute for Development of Economic Studies (Indef) Nailul Huda mengatakan keputusan GoTo menunjuk Sumit Rathor yang merupakan orang berpengalaman di Gojek untuk memimpin Gojek Vietnam sebagai sinyal untuk memperkuat bisnis di regional.
"Sebab secara umum, pasar Asean besar sekali. Lebih dari itu, IMF menyebut kawasan ini memiliki negara-negara yang tidak terdampak signifikan (dibandingkan negara di kawasan lain) akibat pandemic COVID-19 dan recovery-nya cepat," ungkapnya.
Perekonomian berbasis digitalnya justru tumbuh saat pandemi. Untuk layanan pesan-antar makanan (food delivery) secara online misalnya, kata Nailul, secara rata-rata tumbuh 14%. Hal ini juga menjadi indikator positif bagi sektor transportasi online di Asia Tenggara.
"Khusus untuk Vietnam, ketika saya ke sana dan buka aplikasinya, ternyata tenant makanan di sana juga banyak. Karakteristik masyarakat di sana juga sebenarnya hampir sama dengan Indonesia. Suka naik sepeda motor dan jalanannya padat. Jadi, layanan transportasi online juga andalan di sana," ujar Nailul.
Maka upaya pengembangan bisnis Gojek Vietnam diyakini akan berkontribusi signifikan terhadap GoTo. Ditambah lagi, menurut riset Google, potensi ekonomi digital Vietnam untuk rentang 2022 sampai 2025 pertumbuhannya bisa mencapai 31%.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara dibandingkan Filipina dengan potensi pertumbuhan 20% dan Indonesia sebesar 12% pada rentang periode yang sama.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(dna/dna)