Waktunya Konsisten Investasi dengan Metode Dollar Cost Averaging

Waktunya Konsisten Investasi dengan Metode Dollar Cost Averaging

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikFinance
Senin, 13 Feb 2023 13:47 WIB
Aplikasi Ajaib
Foto: dok. Ajaib
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 tumbuh 5,31%, lebih tinggi dibanding tahun 2021 yang tumbuh 3,7%. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi perekonomian nasional yang semakin pulih dan membaik di 2023.

Melansir situs bi.go.id, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat di kisaran 4,5-5,3%, dan akan meningkat menjadi 4,7-5,5% pada 2024. Adapun pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang tetap positif di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani menjelaskan secara historis performa IHSG selama satu tahun sebelum pemilihan umum (Pemilu) presiden dalam 3 periode terakhir sebagian besar mengalami penguatan. Pada Pemilu 2009, 2014 dan 2019, performa IHSG menguat masing-masing 13,2%, 10,9% dan 7,7%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chisty menambahkan DPR bersama pemerintah sepakat soal besaran anggaran Pemilu 2024 senilai Rp 76,6 triliun, naik 199% dibandingkan anggaran Pemilu 2019 sebesar Rp 25,59 triliun. Menurutnya, anggaran pemilu berpotensi untuk menopang konsumsi dan ekonomi nasional.

"Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dan potensi terus bertumbuhnya perekonomian Indonesia, akan menjadi momentum untuk #WaktunyaKonsisten investasi dalam mewujudkan resolusi yang telah kita canangkan di awal 2023 ini," kata Chisty dalam keterangan tertulis, Senin (13/2/2023).

ADVERTISEMENT

Sebelum berinvestasi, Chisty mengimbau setiap investor untuk menentukan tujuan dan jangka waktu investasi terlebih dahulu. Menurutnya, kedua hal tersebut merupakan langkah dasar agar investasi lebih terarah dan konsisten guna mencapai tujuan investasi.

"Tujuan investasi dapat berupa biaya untuk menikah, membeli rumah, menyiapkan dana pensiun, dan lain-lain. Tentukan tujuan dan jangka waktu investasi agar tidak kehilangan motivasi dan tetap konsisten," ungkapnya.

Agar konsisten dan rutin berinvestasi layaknya menabung, Chisty menjelaskan investor perlu menerapkan metode investasi dengan strategi Dollar Cost Averaging (DCA). Menurutnya, strategi ini perlu dilakukan secara berkala, konsisten, dan rutin dalam setiap periode.

"Dollar cost averaging adalah strategi investasi dengan jumlah yang tetap, dilakukan secara berkala, dan dalam kurung periode waktu tertentu tanpa mempertimbangkan posisi harga sahamnya," papar Chisty.

Lebih lanjut, Chisty menambahkan investor dapat menyisihkan Rp 1 juta per bulan untuk berinvestasi di pasar saham. Dengan alokasi rutin dan konsisten, katanya, investor dapat mengurangi risiko kerugian sehingga mendapatkan nilai rata-rata investasi yang baik di tengah volatilitas harga saham.

Chisty menilai dengan menerapkan DCA maka konsistensi berinvestasi dapat berjalan meskipun kondisi IHSG sedang naik atau turun. Menurutnya, metode DCA dapat melatih disiplin sebagai investor perseorangan dengan berinvestasi secara konsisten sesuai target yang telah ditetapkan.

4 Keuntungan Metode Dollar Cost Averaging untuk Investor

Chisty menyampaikan terdapat empat keuntungan yang dapat diperoleh dari strategi DCA untuk investor. Pertama, mendapatkan harga rata-rata saham yang optimal. Pasalnya, investor tidak perlu terlalu mengkhawatirkan volatilitas harga saham dan tetap dapat melakukan pembelian. Hal ini membuat kerugian dalam portofolio menurun sehingga harga rata-rata sahamnya membaik.

Kedua, membantu konsisten berinvestasi. Chisty mengungkapkan metode DCA dapat mengurangi risiko penurunan nilai investasi dan membentuk kebiasaan baik dalam berinvestasi. Ketiga, metode DCA mampu membantu mengontrol emosi dalam pengambilan keputusan investasi.

"Naik turunnya harga saham kadangkala membuat investor lebih emosional. Ketika harga saham naik, ada kecenderungan untuk membeli saham dalam jumlah besar demi meningkatkan keuntungan. Sebaliknya, ketika harga turun, biasanya investor terburu-buru cut loss agar tidak rugi lebih dalam," sambungnya.

Keempat, sederhana dan mudah. Chisty menilai strategi DCA cukup sederhana karena investor hanya perlu konsisten menabung dalam jumlah yang sama di setiap periodenya tanpa mengkhawatirkan kondisi apapun di pasar. Alasan inilah yang membuat metode DCA kerap disarankan untuk investor pemula karena tidak memerlukan perhitungan yang rumit.

"Namun metode DCA ini tidak cocok diterapkan dalam emiten yang tidak bertumbuh atau emiten yang terus merugi karena kinerja perusahaan yang buruk. Untuk itu, penting bagi setiap investor untuk memahami fundamental setiap emiten mana yang cocok dengan profil risiko dan tujuan investasi," ungkap Chisty.

Chisty mengatakan saat ini masyarakat bisa memulai #WaktunyaKonsisten investasi melalui aplikasi Ajaib. Ajaib telah dipercaya lebih dari 2 juta investor Indonesia, dan menawarkan platform investasi saham dan reksadana dengan proses pendaftaran mudah, 100% online, dan tanpa minimum investasi.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi ini melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.


Hide Ads