JPMorgan Indonesia merekomendasikan saham dari sejumlah sektor yang diprediksi berkinerja bagus sepanjang 2023. Menurutnya, sektor energi untuk tahun ini akan mengalami penurunan, terutama kelapa sawit dan energi lainnya.
Namun, Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan perusahaan pertambangan metal dan nikel masih sangat bagus. Hal itu seiring dengan hilirisasi yang digenjot pemerintah Indonesia.
"Kita tahu CPO price tahun lalu lebih tinggi, dan tahun ini normal, jadi kita cukup netral. Kita prefer sektor lain consumer, metal khususnya nikel," ujarnya dalam media roundtable di kantor JP Morgan Indonesia di The Energy Building, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (1/3/2023).
Selain itu, sektor otomotif juga disebut sangat menarik karena industri mobil listrik tengah melonjak. Apalagi, pemerintah terus mendorong masyarakatnya untuk membeli kendaraan listrik dengan memberikan sejumlah insentif.
"Kita tahu pemerintah aktif pada sektor tersebut mereka memberikan subsidi untuk mobil listrik, motor listrik. Kalau kita lihat pertumbuhan otomotif bulanan yang dirilis oleh GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) contoh gampang di tahun 2021, total mobil Hyundai dijual di Indonesia 3.000 unit kira kira, tahun 2022 30.000 unit, momentum mobil listrik ada insentif bisa terobos ganjil genap, jadi salah satu sektor yang kita suka," ungkapnya.
Henry juga menambahkan misi Indonesia terhadap industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) juga diharapkan dapat memberikan dorongan ke pasar modal Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, logam yang banyak digunakan dalam produksi kendaraan listrik.
"Berbekal cadangan nikel yang besar, Indonesia memiliki tujuan menjadi pusat kendaraan listrik di Asia Tenggara, dan kami telah melihat kemajuan yang baik dalam dua tahun terakhir, di mana negara ini telah menandatangani lebih dari selusin kesepakatan senilai lebih dari US$ 15 miliar dengan perusahaan seperti Hyundai Motor., CATL, antara lain untuk memproduksi kendaraan listrik dan baterai, serta membangun rantai pasokan," kata Henry.
Selain itu, sektor yang akan mengalami peningkatan ialah sektor konsumsi dan perbankan. Untuk sektor konsumsi, pertumbuhan laba perusahaan disebut akan cukup kencang. Begitu juga dengan prospek sektor perbankan yang didorong oleh pertumbuhan kredit per Desember meningkat kemarin di level 12%.
"Ekspektasi market pada pertengahan tahun lalu itu 6% sampai 8% ternyata ditutup 12%. Tahun ini kita memprediksi pertumbuhan kredit masih di level 5% sampai 10%. Kita lihat komposisi IHSG hampir 50% sektor perbankan jadi selama sektor perbankannya masih baik, sektor konsumsi masih baik. Saya rasa, prospek masih cukup baik," tutupnya.
Simak Video "Alasan Saham Tesla Anjlok dan Kehilangan Rp 3,1 Triliun"
[Gambas:Video 20detik]
(ada/ara)