Incar Dana Rp 15 T, Tambang Nikel Raksasa RI Mau Mejeng di Pasar Modal

ADVERTISEMENT

Incar Dana Rp 15 T, Tambang Nikel Raksasa RI Mau Mejeng di Pasar Modal

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 16 Mar 2023 19:45 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5% ke level 4.891. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham siang ini.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Perusahaan nikel, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), perusahaan mengincar dana hingga Rp 15 triliun.

Dikutip dari prospektus perusahaan, Kamis (16/3/2023), saham yang ditawarkan perusahaan 12,09 miliar saham atau sekitar 18,00% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana. Adapun harga saham yang ditawarkan di kisaran Rp 1.220 hingga Rp 1.250 per saham.

Dari situ, perusahaan mengincar dana Rp 14,75 triliun hingga Rp 15,11 triliun.

Adapun alokasi penggunaan dana yakni sekitar 5,46% akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya, sekitar 6,05% akan digunakan oleh untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Dwimuria Investama Andalan dan sekitar 15,13% akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP).

Lalu, sekitar 0,89% akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang outstanding fasilitas term loan 1 dan fasilitas term loan 3 kepada OCBC NISP, sekitar 2,12% akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure), sekitar 32,27% untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman, dan sisanya sekitar 38,08% akan digunakan untuk modal kerja (working capital).

Sebagai informasi, perusahaan telah beroperasi lebih dari 10 tahun di Pulau Obi. Perseroan fokus menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel yang terintegrasi.

Perseroan dan entitas anak memiliki dan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif. Di antaranya seluas 4.247 hektar di Kawasi dan 1.276 hektar di Loji yang dioperasikan oleh GPS keduanya terletak di Pulau Obi, provinsi Maluku Utara Indonesia. Sehingga total luas kawasan pertambangan perseroan sebesar 5.523 hektar.

Selain itu, sampai dengan saat ini, entitas anak perseroan memiliki dua prospek pertambangan nikel yaitu OAM memiliki luas 1.775,40 hektar di Tabuji-Lauwi dan JMP memiliki luas 1.884,84 hektar di Jikodolong, dimana keduanya terletak di Pulau Obi.

(das/das)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT