PT Delta Dunia Makmur Tbk(Perseroan) berhasil mencatatkan pendapatan (revenue) sebesar 1,554 miliar dolar AS atau sekitar Rp 24 triliun, naik 71% dari tahun sebelumnya. Perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar 29 juta dolar AS atau sekitar Rp 448,1 miliar
Perusahaan juga membagikan total dividen sebesar 5,15 juta dolar AS (sekitar Rp 79,8 miliar), atau setara dengan Rp 10,17 per saham.
"Pencapaian kinerja positif perusahaan di sepanjang 2022 menunjukkan keberhasilan strategi diversifikasi dijalankan mulai Q4 2021 dan sepanjang tahun lalu," ujar Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Ronald Sutardja dikutip dari Antara, Jumat (17/3/2023).
Diversifikasi tersebut, lanjutnya, antara lain melalui aktivitas pertambangan metallurgical coal, terutama dengan mengakuisisi BUMA Australia di Desember 2021.
Sejak diakuisisi, nilai kontrak jasa pertambangan dari BUMA Australia meningkat sebesar empat kali lipat, dari sebelumnya 0,6 miliar dolar Australia (Rp6,1 triliun) menjadi 2,3 miliar dolar Australia (Rp23,6 triliun).
Menurut dia, volume produksi konsolidasi juga meningkat signifikan, dibuktikan dengan overburden removal sebesar 547 juta Bank Cubic Meter (BCM), naik signifikan sebesar 68 persen dibandingkan periode 2021. Sementara produksi batu bara perseroan naik sebesar 87 juta ton atau naik 61% secara year-on-year dibandingkan 2021.
Sepanjang 2022, berbagai aktivitas diversifikasi Perseroan menghasilkan portfolio usaha yang lebih beragam, terdiri atas 13 persen operasional pertambangan metallurgical coal di Australia, 87 persen operasional pertambangan thermal coal.
"Ke depannya, Perseroan berkomitmen untuk terus memperluas diversifikasi usaha, meningkatkan aktivitas rehabilitasi situs tambang, serta mengembangkan bisnis infrastruktur di Indonesia," ujar Ronald.
Catatan lain yang menunjang kinerja positif sepanjang 2022, tambahnya, adalah aksi Perseroan yang melanjutkan buyback saham sebanyak 712 juta lembar saham, merepresentasikan 8,3 persen dari saham yang dimiliki Perseroan hingga 31 Desember 2022.
EBITDA Perseroan juga mencatatkan posisi yang lebih baik, yaitu sebesar 365 juta dolar AS atau sekitar Rp5,6 triliun, naik 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Aksi buyback terus berlanjut hingga per 14 Maret 2023, jumlahnya bertambah menjadi 842 juta lembar saham, merepresentasikan 9,8 persen dari saham yang dimiliki Perseroan.
Selain itu pada November 2022, Perseroan berinvestasi sebesar 3 juta dolar AS (Rp46,5 miliar) ke Asiamet Resources Limited (ARS) melalui penambahan modal emiten (private placement), dan penambahan kepemilikan saham (shareholding) dari 15,3 persen menjadi 24,2 persen.
"Investasi tersebut nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan studi kelayakan yang bankable untuk Proyek Tembaga Beruang Kanan Main (BKM), pembiayaan proyek lanjutan untuk pengembangan BKM, dan modal kerja perusahaan. Strategi kami ke depannya adalah terus mencari peluang dari komoditas yang memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan (future-facing commodities/FFCs)," ujar Ronald.
(fdl/fdl)