Kinerja biro perjalanan wisata semakin membaik. Sebab, pandemi COVID-19 mulai terkendali yang membuat pembatasan-pembatasan kian longgar.
Perbaikan kinerja itu seperti dialami PT Arsy Buana Travelindo Tbk (ABT/HAJJ). Pada kuartal I 2023, perusahaan mencatat pendapatan sebanyak Rp 121 miliar atau naik 195% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 41 miliar.
Normalnya kegiatan umrah ke Arab Saudi yang menyusul terkendalinya COVID-19 mendorong kinerja perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Arsy Buana Travelindo, Saipul Bahri menjelaskan, ibadah umrah telah memasuki fase normalisasi. Sebab, pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali ibadah umrah usai meredanya pandemi COVID-19.
Dia menuturkan, pasca pembukaan itu sebanyak 1,5 juta orang telah menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci. Alhasil, perusahaan selaku penyedia layanan (service provider) umrah dan haji meliputi penyediaan kamar hotel, tiket, dan land arrangement (LA) turut menikmati berkah.
"Jemaah umrah Indonesia mencapai 1,5 juta per tahun. Jumlah ini diyakini terus melesat, mengingat Arab Saudi menargetkan jumlah jemaah umrah menembus 30 juta pada 2030. Ini memperkuat prospek bisnis ABT," kata Saipul dalam keterangannya, Minggu (16/4/2023).
Saipul mencatat, sebanyak 112 penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) bermitra dengan ABT dari total sebanyak 2.000. Dalam kerja sama itu, ABT untuk menyediakan kebutuhan jemaah umrah dan haji PPIU.
Pada 2022, dia menerangkan, bisnis ABT mulai menggeliat kembali, setelah sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. Tahun lalu, ABT mampu mengumpulkan pendapatan Rp 320 miliar dengan lonjakan laba bersih hingga 2.500%.
Tren ini berlanjut memasuki 2023 di mana perseroan menargetkan pendapatan Rp 460 miliar. Dia meyakini, target pendapatan itu tercapai karena realisasi sampai kuartal I sudah melampaui target.
Tahun 2023, dia menerangkan, perseroan menargetkan melayani sekitar 16 ribu jemaah umrah ke Tanah Suci, naik dari tahun lalu 14 ribu. Tahun depan, ABT membidik penanganan 16-18 ribu jemaah umrah.
Dia menilai, bisnis layanan umrah dan haji sangat besar. Dalam satu tahun, nilai pasar ekosistem layanan ini mencapai Rp 200 triliun.
Sejalan dengan itu, dia menuturkan, ABT berniat menambah jumlah kamar hotel dari saat ini sebanyak 800. ABT kini bekerja sama dengan sejumlah hotel, seperti Al Fajr Al Badea dan Al Janadriyah di Mekah.
"Selain itu, kami lakukan terobosan dalam hal penambahan pesawat, misalnya, dengan charter flight," kata dia.
Di Mekah atau Madinah, dia menerangkan, rata-rata negara lain sudah meneken kontrak sewa jangka panjang. Ke depan, ABT akan meneken beberapa kontrak dengan sejumlah hotel untuk menambah pasokan kamar. "Bisnis akan kami jaga, sehingga ke depan, akan bertambah jumlah PPIU yang bekerja sama dengan kami," kata dia.
(acd/zlf)