Makin Banyak Mata Uang 'Merdeka' dari Dolar AS

Makin Banyak Mata Uang 'Merdeka' dari Dolar AS

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 24 Apr 2023 06:34 WIB
Ilustrasi kurs dolar rupiah
Foto: Ari Saputra

2. Rencana Kerja Sama China-Arab Saudi

Selain dengan Brasil, Tiongkok juga tengah merayu Arab Saudi untuk menggunakan mata uang Yuan untuk membeli minyak.

The Wall Street Journal menulis, pembicaraan ini sebenarnya sudah terjadi selama enam tahun terakhir. Namun ketidaksenangan Negeri Raja Salman pada komitmen keamanan AS pada kerajaan beberapa dekade ini membuat pembicaraan dengan Beijing kian gencar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika kerja sama ini disepakati maka diperkirakan bisa menggerus permintaan dolar AS lebih dari US$ 10 miliar. Kontrak Saudi Aramco dengan perusahaan China terkait penjualan minyak diperkirakan mencapai US$ 10 miliar.

3. Kerja Sama China-Rusia

Mata uang dolar AS belakangan sudah semakin tersingkirkan di Rusia. Sebab negara yang dipimpin Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin itu kini banyak menerima mata uang negaranya rubel dan mata uang China, Yuan.

ADVERTISEMENT

Pemerintah China memang banyak mengimpor gas dan minyak mentah dari Rusia. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pembayaran yang negara itu gunakan yakni dengan Yuan dan Rubel.

"Yuan dan rubel dalam permintaan tinggi, sehingga vektor akan terus berlanjut. China sudah membayar dalam yuan untuk gas dan sebagian untuk minyak, ada penyelesaian dalam rubel juga," kata Novak kepada TV pemerintah Rusia, dikutip dari Reuters, Minggu (23/4/2023).

4. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri India

Tidak ingin ketinggalan dengan China, saat India telah mengeluarkan kebijakan baru untuk semakin meningkatkan penggunaan rupee dalam perdagangan mereka. Adapun kebijakan tersebut sudah mulai dijalankan sejak April 2023.

Di luar itu, India juga tercatat menjalin kesepakatan dengan negara lain seperti Malaysia untuk menggunakan mata uang masing-masing dalam transaksi perdagangan.

5. Kerja sama Indonesia dan ASEAN

Indonesia dan negara-negara ASEAN juga mulai meningkatkan penggunaan mata uang masing-masing melalui local currency transaction (LCT). Dengan begitu Indonesia beserta negara ASEAN lainnya sudah tidak lagi menggunakan dolar AS dalam transaksi perdagangannya.

Diketahui bahwa saat ini Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina telah meneken kerjasama transaksi pembayaran lintas batas melalui kode QR, fast payment, data, hingga transaksi mata uang lokal.

Di luar itu Indonesia sendiri secara khusus sudah menandatangani kerangka kerjasama penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dengan sejumlah negara. Di antaranya adalah Malaysia, Thailand, Jepang, China, dan Korea Selatan.

Hal ini tentu berimbas langsung terhadap penggunaan dolar AS yang sebelumnya banyak digunakan saat melakukan transaksi perdagangan antar negara.

Pemerintah Hindarkan Indonesia Jadi "Tempat Sampah" Tekstil Dunia

[Gambas:Video 20detik]




(dna/dna)

Hide Ads