Laba Bakrie & Brothers Melesat Jadi Rp 231 M, Ini yang Sumbang Cuan Gede

Laba Bakrie & Brothers Melesat Jadi Rp 231 M, Ini yang Sumbang Cuan Gede

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 17 Jun 2023 12:00 WIB
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Novyan Bakrie
Foto: Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Novyan Bakrie (Dok. BNBR)
Jakarta -

PT Bakrie & Brothers Tbk telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022. Direktur Utama dan CEO BNBR, Anindya N. Bakrie melaporkan hasil kinerja keuangan perusahaan sepanjang 2022.

Perusahaan dengan kode saham BNBR itu membukukan laba Rp 231,9 miliar, atau naik Rp 211,2 miliar (1.020,7%) dibanding 2021 yakni Rp 20,7 miliar. Kemudian pendapatan bersih naik menjadi Rp 3,62 triliun pada 2022 atau 51,52% dari sebelumnya Rp 2,39 triliun.

"Kami bersyukur bahwa semua kerja keras, langkah efisiensi, dan pengembangan usaha yang dijalankan berdampak positif. Kami yakin ini akan terus berlanjut, seiring dengan bergulirnya sejumlah proyek strategis yang kini tengah dikerjakan," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anindya mengatakan kenaikan pendapatan bersih sebagai dampak dari peningkatan kinerja usaha sepanjang 2022. Pada sektor otomotif, pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) secara konsolidasi mencapai lebih dari Rp 1 triliun, terdiri dari unit industri elektrifikasi Rp 148 miliar, serta didukung unit PT Bakrie Autoparts Rp 488,7 miliar, PT Braja Mukti Cakra sebesar Rp 512,8 miliar dan PT Bina Usaha Mandiri Mizusawa Rp 146,1miliar.

Kemudian bidang manufaktur pipa baja juga masih menjadi kontributor utama peningkatan pendapatan kami tahun ini, yaitu dari PT Bakrie Pipe Industries Rp 2,06 triliun, dan PT South East Asia Pipe Industries Rp 130 miliar. Namun mulai terlihat proyek strategis seperti VKTR sudah dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja Perseroan.

ADVERTISEMENT

Anindya juga mengatakan bahwa sektor manufaktur menjadi basis bagi BNBR dalam meraih potensi bisnis baru ke depan. Ia mencontohkan unit PT Bakrie Autoparts, yang sejak tahun 1970-an menjadi salah satu sumber pertumbuhan bisnis di bidang industri manufaktur, khususnya industri suku cadang kendaraan.

"Saat ini, pertumbuhan industri komponen otomotif boleh dibilang cenderung organik, di mana kenaikan penjualan dan revenue perusahaan mengikuti pasang-surutnya industri otomotif nasional. Tetapi kemudian kami melihat potensi besar pengembangan dari industri otomotif kami di Bakrie Autoparts. Itulah mengapa kami kemudian membentuk VKTR Teknologi Mobilitas, yang kemudian menjadi business extension sekaligus lokomotif baru industri otomotif kami," demikian kata Anindya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Komisaris Utama VKTR itu juga mengatakan, dengan fokus pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik, VKTR kini menjadi salah satu representasi bisnis masa depan Bakrie Group yang berorientasi pada green energy dan sustainable business - berbekal pengalaman puluhan tahun di industri komponen otomotif.

"Ini cara kami meraih pertumbuhan secara lebih besar dan cepat. Di luar itu, kami juga memiliki pengalaman panjang di bisnis pengembangan infrastruktur energi, yang dikembangkan melalui anak usaha PT Bakrie Power. Dengan cara value unlocking yang sama, kami merintis usaha di sektor infrastruktur energi baru dan terbarukan (EBT)," ungkapnya.

"Itulah mengapa PT Helio Synar kami kembangkan sebagai unit baru di bawah PT Bakrie Power, dan khusus mengerjakan proyek pembangkit listrik EBT yang ramah lingkungan dan menjadi tren masa depan," tambahnya.

Dalam keterangan yang sama, Direktur Keuangan, Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan beberapa unit usaha BNBR berhasil mencetak prestasi bagus. PT Bakrie Pipe Industries (BPI) contohnya, mampu menorehkan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, atau naik 93,1% dibanding pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp1,06 triliun.

Pendapatan BPI melonjak seiring kenaikan permintaan dari general market sebesar Rp 578,5 miliar, dari Rp 706 miliar di 2021 menjadi Rp 1,28 triliun di tahun 2022 dan juga diikuti kenaikan order dari sektor migas sebesar Rp 415,5 miliar (Rp 361,5 miliar di tahun 2021 menjadi
Rp 777 miliar tahun 2022).

Pendapatan PT Bakrie Autoparts naik 38% dari Rp 679 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 934,7 miliar di tahun 2022. Hal ini terjadi terutama karena adanya kenaikan volume penjualan. Kenaikan ini berasal dari wholesale ATPM khususnya Mitsubishi & Hino maupun pasar suku cadang sehubungan dengan stimulus kebijakan PPNBM 0% hingga September 2022.

Permintaan atas produk casting juga turut naik dampak dari permintaan produk berkategori Euro-4 dan permintaan ekspor atas salah satu produk best seller Mitsubishi yaitu MPV Xpander.


Hide Ads