Komisaris Utama VKTR itu juga mengatakan, dengan fokus pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik, VKTR kini menjadi salah satu representasi bisnis masa depan Bakrie Group yang berorientasi pada green energy dan sustainable business - berbekal pengalaman puluhan tahun di industri komponen otomotif.
"Ini cara kami meraih pertumbuhan secara lebih besar dan cepat. Di luar itu, kami juga memiliki pengalaman panjang di bisnis pengembangan infrastruktur energi, yang dikembangkan melalui anak usaha PT Bakrie Power. Dengan cara value unlocking yang sama, kami merintis usaha di sektor infrastruktur energi baru dan terbarukan (EBT)," ungkapnya.
"Itulah mengapa PT Helio Synar kami kembangkan sebagai unit baru di bawah PT Bakrie Power, dan khusus mengerjakan proyek pembangkit listrik EBT yang ramah lingkungan dan menjadi tren masa depan," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangan yang sama, Direktur Keuangan, Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan beberapa unit usaha BNBR berhasil mencetak prestasi bagus. PT Bakrie Pipe Industries (BPI) contohnya, mampu menorehkan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, atau naik 93,1% dibanding pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp1,06 triliun.
Pendapatan BPI melonjak seiring kenaikan permintaan dari general market sebesar Rp 578,5 miliar, dari Rp 706 miliar di 2021 menjadi Rp 1,28 triliun di tahun 2022 dan juga diikuti kenaikan order dari sektor migas sebesar Rp 415,5 miliar (Rp 361,5 miliar di tahun 2021 menjadi
Rp 777 miliar tahun 2022).
Pendapatan PT Bakrie Autoparts naik 38% dari Rp 679 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 934,7 miliar di tahun 2022. Hal ini terjadi terutama karena adanya kenaikan volume penjualan. Kenaikan ini berasal dari wholesale ATPM khususnya Mitsubishi & Hino maupun pasar suku cadang sehubungan dengan stimulus kebijakan PPNBM 0% hingga September 2022.
Permintaan atas produk casting juga turut naik dampak dari permintaan produk berkategori Euro-4 dan permintaan ekspor atas salah satu produk best seller Mitsubishi yaitu MPV Xpander.
(ada/ara)