Emiten Sawit Bos Maktour Operasikan Pabrik Pupuk, Bisa Produksi 5 Ton/Jam

Emiten Sawit Bos Maktour Operasikan Pabrik Pupuk, Bisa Produksi 5 Ton/Jam

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 21 Jul 2023 09:54 WIB
Emiten Bos Maktour Operasikan Pabrik Pupuk, Bisa Produksi 5 Ton/Jam
Emiten Sawit Bos Maktour Operasikan Pabrik Pupuk, Bisa Produksi 5 Ton/Jam/Foto: Dok. Menthobi Karyatama Raya
Jakarta -

PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) baru mengoperasikan pabrik terbarunya. Fasilitas yang dioperasikan entitas anak perusahaan yaitu PT Menthobi Hijau Lestari (MHL) ini mengolah limbah padat dan cair menjadi pupuk organik dan pupuk hayati dengan kapasitas 3 sampai 5 ton per jam.

"Iya MKTR melalui MHL baru saja memulai operasi pabrik baru pada awal Juli 2023 untuk menghasilkan pupuk organik dan hayati padat baik curah maupun granul memanfaatkan limbah dari kegiatan pengolahan kelapa sawit," kata Direktur Utama MKTR, Harry M. Nadir, dikutip Jumat (21/7/2023).

Pembangunan fasilitas terbaru tersebut sesuai janji MKTR saat mencatatkan saham pada November 2022. Perusahaan investasi bidang komoditi yang bagian dari Maktour Group ini bertekad menciptakan nilai tambah dari praktik perkebunan yang lebih ramah lingkungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pabrik terbaru seluas 2,5 hektare (ha) di Lamandau, Kalimantan Tengah akan beroperasi 8 jam per hari. Mengolah limbah sebanyak 120 ton jankos, 360 ton limbah cair, 30 ton limbah solid, dan 5 ton abu boiler per harinya.

"Dengan demikian maka akan menghasilkan antara 24 ton sampai 40 ton pupuk per hari. "Belum banyak company plantation yang mengolah limbah cair maupun limbah padatnya," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Padahal, menurut Harry, pengolahan limbah menjadi barang bernilai seperti pupuk organik sangat penting. Selain menyelesaikan persoalan lingkungan juga membantu petani mengatasi salah satu persoalan utama yang sudah terjadi sejak lama yaitu ketersediaan serta harga pupuk yang tinggi.

"Potensi harga pupuk kimia ke depan akan terus meningkat. Semakin mahal. Sementara mengharapkan pupuk subsidi mungkin juga kurang tepat karena berkaitan dengan sistem dan masalah distribusinya kepada para petani," Harry memaparkan.

Maka pupuk organik dan hayati hasil pabrik barunya akan diprioritaskan untuk membantu para petani mitra di lingkungan wilayah operasional MKTR. "Iya para petani mitra kami akan mendapatkan privilege untuk menggunakan pupuk berkualitas yang dihasilkan dari pabrik baru ini dengan berbagai kemudahan yang kami berikan," jelas Harry.

Dari situ, kehadiran fasilitas terbaru ini akan memberikan nilai tambah sekaligus semakin memperlihatkan keunikan MKTR sebagai perusahaan perkebunan yang mampu mengolah limbah menjadi produk bermanfaat bagi para petani.

Dari langkah ini juga diharapkan MKTR mendapatkan loyalitas kemitraan dari petani di lingkungan sekitar untuk memprioritaskan penjualan hasil taninya ke pabrik perusahaan. Sebab pada saat yang sama, MKTR saat ini sedang dalam proses peningkatan kapasitas pabrik produksi kelapa sawitnya.

Tahap selanjutnya, produk pupuk dengan merek dagang Green Grow yang saat ini sudah terdaftar di Kemenkum HAM itu akan turut berkontribusi terhadap pendapatan MKTR. "Secara jangka panjang kontribusinya akan cukup signifikan terhadap pendapatan perusahaan," kata Harry.

MKTR saat IPO melepas 2,5 miliar saham atau 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 120 per saham sehingga meraih pendanaan Rp 300 miliar. Sebanyak 95,01% di antaranya digunakan untuk penyertaan saham dengan rincian sekitar 6,67% kepada MHL.

Dari penyertaan kepada MHL tersebut, 5% atau setara Rp 15-20 miliar digunakan untuk pembangunan fasilitas pengelolaan limbah menjadi pupuk untuk menunjang kegiatan usaha MHL.

(acd/ara)

Hide Ads