Salah satu perusahaan tertua dan terbesar di Jepang, Toshiba akan berhenti mencari dana publik di pasar saham. Padahal perusahaan telah melantai di bursa saham selama 74 tahun.
Hal ini dilakukan Toshiba karena ada sejumlah investor yang membeli sahamnya dalam jumlah besar dan menjadi pemegang saham mayoritas.
Dikutip dari BBC disebutkan sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Japan Industrial Partners (JIP) telah memborong 78,65% perusahaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kesepakatan tersebut, Toshiba akan menjadi perusahaan privat. "Perusahaan ini akan mengambil langkah besar menuju masa depan dengan pemegang saham baru," kata Presiden dan Chief Executive Officer Toshiba, Taro Shimada dikutip dari BBC, ditulis Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Toshiba Mau Dipecah Jadi Dua Perusahaan |
Sebagai informasi, Saham-saham Toshiba awalnya diperdagangkan pada Mei 1949 ketika Bursa Efek Tokyo dibuka Jepang usai Perang Dunia II. Sebagai salah satu perusahaan multinasional raksasa, Toshiba bergerak di berbagai sektor elektronik mulai dari rumah tangga dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Toshiba adalah simbol pemulihan ekonomi Jepang dan industri teknologinya. Pada 1985, Toshiba meluncurkan apa yang mereka deskripsikan sebagai "komputer laptop pasar massal pertama di dunia.Namun, perusahaan berbasis di Tokyo ini menghadapi sejumlah masalah besar dalam beberapa tahun terakhir.
"Bencana Toshiba adalah akibat dari tata kelola perusahaan yang tidak memadai di puncak hierarki," kata Gerhard Fasol, Chief Executive of Eurotechnology Japan, sebuah firma konsultasi bisnis, kepada BBC.
Pada tahun 2015, Toshiba mengakui memoles laporan laba lebih dari US$1 miliar selama enam tahun dan membayar denda sebesar 7,37 miliar yen (US $47 juta). Ini adalah jumlah yang terbesar dalam sejarah Jepang saat itu.
Dua tahun kemudian, perusahaan tersebut mengungkapkan kerugian besar di bisnis pembangkit listrik tenaga nuklir AS-nya, Westinghouse, dengan mencatatkan kerugian sebesar 700 miliar yen.Untuk menghindari kebangkrutan, Toshiba lantas menjual bisnis chip memori pada tahun 2018, yang dianggap sebagai aset berharga dalam portofolio perusahaan.
Sejak saat itu, Toshiba telah menerima beberapa tawaran pengambilalihan, termasuk satu dari kelompok ekuitas swasta Inggris, CVC Capital Partners, pada tahun 2021. Namun tawaran itu ditolak. Tahun itu juga, Toshiba ternyata ditemukan berkolusi dengan pemerintah Jepang untuk menekan kepentingan investor asing.
"Toshiba, dalam pandangan banyak orang Jepang, terutama pemerintah, adalah harta nasional, yang merupakan bagian dari masalahnya," kata Fasol.
Beberapa waktu lalu, direksi Toshiba mengumumkan rencana memecah perusahaan menjadi tiga bisnis terpisah. Tapi baru beberapa bulan saja, rencana itu direvisi. Dewan direksi mengatakan perusahaan akan dibagi menjadi dua unit. Sebelum rencana ini dilaksanakan, direksi Toshiba pun mengatakan sedangmempertimbangkan tawaran JIP untuk menjadikan perusahaan tersebut menjadi private company.