Nilai tukar dolar AS semakin melambung tinggi. Pada Rabu (27/9/2023) pagi, nilai tukar mata uang Paman Sam tersebut menyentuh angka Rp 15.500.
Mengutip data RTI, Rabu (27/9/2023), dolar AS pagi ini tercatat menguat 29 poin atau naik 0,19% ke level Rp 15.514. Dolar AS berada di level tertingginya pada Rp 15.514 dan terendahnya Rp 15.479.
Menanggapi hal tersebut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan hampir semua mata uang di dunia sedang mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Pelemahan tersebut juga berlaku untuk mata uang eminer (EM) dan G-10.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi penyebab melemahnya rupiah. Di antaranya adanya penyataan hawkish dari The Fed.
"Persepsi pelaku pasar bahwa The Fed masih akan menaikkan FFR (Federal Fund Right) minimal satu kali lagi. Selanjutnya akan higher for longer, di mana hal tersebut didorong juga adanya statemen pejabat the Fed yang hawkish," ujarnya kepada detikcom, Rabu (27/9/2023).
Kemudian dia menambahkan kondisi ekonomi Eropa dan China yang masih melemah, khususnya Eropa berpotensi terjadi stagflasi.
Selain faktor global, kata dia pendorong lemahnya rupiah adalah adanya kenaikan repatriasi dividen. Meski begitu, dia menilai penawaran dan permintaan masih dalam kondisi seimbang.
"BI tentu selalu berada di pasar untuk memastikan keseimbangan supply-demand valas di pasar, dan kami melihat keseimbangan supply-demand di pasar masih terkendali," jelasnya.
Secara bulanan dolar AS masih menguat 1,83%. Namun jika dilihat dari awal tahun dolar AS melemah 0,36%.
Dolar AS pagi ini memang mendominasi dan menguat terhadap mayoritas mata uang dunia. Penguatan paling besar terhadap Rupiah. Kemudian melemah terhadap yuan China dan yen Jepang.
(kil/kil)