Manager Investasi Kena Dampak Pemulihan Ekonomi, Ini Buktinya

Manager Investasi Kena Dampak Pemulihan Ekonomi, Ini Buktinya

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 09 Okt 2023 14:40 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5% ke level 4.891. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham siang ini.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemulihan ekonomi usai pandemi memberi angin segar tersendiri bagi sektor pasar modal dan industri pendukungnya. Salah satu imbas positifnya dirasakan oleh para Asset Management atau Manager Investasi (MI).

PT Sucorinvest Asset Management misalnya, menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) akan mencapai Rp 30 triliun hingga akhir tahun 2023. Saat ini, perusahaan mencatatkan AUM sebesar Rp 28 triliun hingga akhir September 2023.

Meskipun target tahun 2023 lebih rendah dibandingkan dengan capaian tahun 2022 yang mencapai Rp 32 triliun, Presiden Direktur PT Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana, menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh kebijakan asuransi yang tidak memperbolehkan penempatan dana pada reksa dana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akibatnya, beberapa nasabah Sucorinvest dari kalangan asuransi memutuskan untuk keluar, dan dana yang keluar diperkirakan mencapai Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun, hal ini membuat AUM sedikit mengalami penurunan," tutur dia dikutip Senin (9/10/2023).

Selain regulasi, situasi ekonomi global juga memengaruhi kinerja Sucorinvest AM, terutama terkait menurunnya harga obligasi jangka pendek. Pasalnya, produk-produk Sucor Asset Management lebih fokus pada obligasi jangka pendek dibandingkan dengan obligasi jangka panjang.

ADVERTISEMENT

Untuk mendukung target pertumbuhan dana kelolaan, Jemmy berharap jumlah nasabah Sucorinvest AM terus meningkat. Pada Agustus 2023, total single investor identification (SID) Sucor mencapai 719.000, meningkat 156% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 yang mencapai 281.000 SID. Sementara itu, jumlah account number investor Sucor AM berhasil mencapai 1,2 juta.

Secara nasional, jumlah investor di pasar modal juga mengalami peningkatan signifikan, naik 198% dari 3,8 juta investor pada akhir 2020 menjadi 11,5 juta investor per Agustus 2023.

Dalam rangka mendukung literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, kampanye "Sucor Keliling Indonesia untuk Literasi dan Inklusi Keuangan" atau "Sucor Klik" diluncurkan. Sucor menyadari pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia dalam literasi keuangan, mengelola keuangan dengan efektif, dan membuat keputusan keuangan berdasarkan pengetahuan.

"Kami bertujuan memberdayakan individu untuk menggunakan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kesejahteraan finansial mereka sambil menjauhi investasi bodong," jelas Jemmy.

Sucor Klik akan menyelenggarakan 250 acara literasi dan inklusi keuangan di 12 provinsi, mulai dari Aceh hingga Papua, dengan tujuan membuat 10.000 individu menjadi paham keuangan dan berlangsung sepanjang tahun 2024. Melalui kampanye ini, diharapkan masyarakat akan lebih sadar dalam mengelola keuangan mereka untuk persiapan di masa depan.

Pada kesempatan yang sama, Friderica Widyasari Dewi, selaku anggota komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), optimistis bahwa literasi dan inklusi keuangan di Indonesia akan semakin merata dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads