Menteri BUMN Erick Thohir buka suara merespons kabar perusahaan pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki utang ke PT Bukaka Teknik Utama Tbk. Besaran utangnya mencapai Rp 300 miliar.
Erick mengatakan segera mengecek langsung informasi tersebut. Namun Erick menegaskan, kalaupun ada, utang tersebut berasal dari proyek lama.
"Ya saya akan cek, akan saya perhatikan. Tapi pastikan, saya yakin ini proyek lama. Ya maksudnya bukan jaman saya," kata Erick, di Jakarta, Jumat (13/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick mengatakan di eranya sekarang terus mendorong penyehatan BUMN-BUMN Karya. Sekaligus memastikan oknum-oknum BUMN Karya yang terjerat kasus korupsi bertanggung jawab.
"Bukan hanya (perusahaan) Pak JK saja (yang dicek), vendor-vendor yang kecil-kecil pun kemarin kita ada kesempatan dengan komisi 6 kalau perlu kita panggil, direksi-direksi yang dulu bertanggung jawab. Supaya jangan begini," tuturnya.
Erick juga tak ingin kesalahan-kesalahan yang baru muncul kali ini malah seolah mencerminkan dosa hari ini. Padahal, ia yakin bahwa kasus-kasus tersebut berasal dari proyek-proyek maupun kepemimpinan lama
Di sisi lain terkait persepsi tentang utang BUMN, berdasarkan data-data yang dibacanya, Erick melihat seolah-olah BUMN memiliki utang jumbo.
"Padahal kalau kita lihat utang BUMN Rp 1.600 triliun. Modalnya Rp 3.200 triliun, tapi tidak pernah ada yang tulis modal jumbo, pasti utang jumbo," katanya.
"Sama juga, ketika kita bicara utang BUMN, seakan-akan BUMN bankrut semua. Gimana kalau BUMN bankrut, kok untungnya Rp 250 triliun? Lalu bisa dividen ke negara terbesar sepanjang sejarah Rp 80 triliun?," sambungnya.
Menurutnya, kondisi di BUMN sendiri tidak bisa sembarang digeneralisasi. Sebab ada BUMN yang sehat, tetapi ada juga BUMN yang sakit bahkan terjerat kasus korupsi.
Erick pun menegaskan terus melakukan upaya penyehatan. Selain itu masalah yang menjerat BUMN saat ini kebanyakan kasus lama yang kini menjadi bagian tanggung jawabnya dan jajaran direksi saat ini untuk diselesaikan.
"Ada juga isu mengenai, oh ini BUMN PMN udah disuntik tapi nggak dipakai. Ada kan berita? Coba kalau dilihat tahun berapa? Tahun berapa? 2015-2016, bukan jaman saya, tetapi saya tidak mau menghindar. Saya harus perbaiki. Tetapi tidak bisa, seperti-seperti itu. Kita harus lakukan perbaikan bertahap," tutur Erick.