Volatilitas Saham GOTO Dinilai Tinggi, Cek Rekomendasi Terbaru JPMorgan!

Erika Dyah Fitriani - detikFinance
Senin, 16 Okt 2023 13:57 WIB
Foto: Dimas Ardian/Getty Images
Jakarta -

Bank investasi global, JPMorgan, merilis riset terbaru soal rekomendasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Rekomendasi ini diberikan di tengah tren volatilitas saham GOTO dalam sepekan terakhir yang turut mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO ditutup pada perdagangan sesi I, Senin (16/10/2023) di angka Rp 62/saham atau turun 7,4%. Nilai perdagangan saham GOTO sebesar Rp 786 miliar dengan volume transaksi mencapai 13,05 miliar saham.

Di tengah volatilitas ini, Head of Indonesia Research and Strategy JPMorgan Henry Wibowo bersama timnya Arnanto Januri, Elaine Tanuwijaya, Alex Yao, dan Ranjan Sharma masih memberikan rekomendasi Overweight (OW) bagi saham GOTO. Berdasarkan rekomendasi tersebut, kondisi saham GOTO diramal akan mengalami kenaikan melebihi saham lainnya dari sektor yang sama.

Sementara itu, target saham GOTO dipatok sebesar Rp 135/saham dalam 12 bulan ke depan, atau 118% dari harga saham saat ini.

"Kami memberikan peringkat OW GOTO. Perusahaan ini adalah hasil merger antara Gojek (ride hailing, food delivery, fintech) dan Tokopedia (e-commerce) pada 2021 dan merupakan perusahaan teknologi terbesar di Indonesia berdasarkan ekosistem dan nilai transaksi bruto (GTV) pada 2022 US$ 41 miliar, atau setara 3,5% PDB," tulis riset JPMorgan yang dirilis 14 Oktober, dikutip Senin (16/10/2023).

Pandangan positif JPMorgan terhadap GOTO ini didasarkan pada beberapa hal. Pertama, GOTO merupakan pemimpin lokal di Indonesia, negara dengan pertumbuhan PDB sebesar 5% jangka panjang dan inflasi 3 yang didukung populasi 270 juta jiwa, kelas menengah yang terus bertambah, dan meningkatnya penetrasi digital.

"Kami melihatnya [GOTO] sebagai proksi ekonomi digital terhadap potensi penurunan suku bunga pada tahun 2024," tulisnya.

Kedua, akselerasi strategi GOTO dalam monetisasi dengan pendapatan bersih CAGR (secara rerata tahunan) sebesar 33% (estimasi 2022-2025). Serta EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 8,3 triliun (sekitar US$ 560 juta) pada tahun 2025 seperti yang diharapkan. Hal ini dinilai bisa mencapai titik impas pada kuartal 4-2023 (EBITDA disesuaikan bisa positif).

Ketiga, tim manajemen baru yang dipimpin oleh Patrick Walujo sebagai CEO (berlatar belakang private equity) dan Agus Martowardojo sebagai Komisaris Utama (mantan Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan). Komposisi ini dinilai harus mempercepat kemajuan menuju profitabilitas dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Simak juga Video 'Komisaris William Tanuwijaya Jual 332 Juta Lembar Sahamnya di GOTO':



Pertanyaan Investor




(prf/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork