Sri Mulyani Bongkar Akar Masalah Rupiah Terkapar Lawan Dolar AS

Terpopuler Sepekan

Sri Mulyani Bongkar Akar Masalah Rupiah Terkapar Lawan Dolar AS

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 28 Okt 2023 11:45 WIB
Sri Mulyani
Foto: Dok. Detikcom
Jakarta -

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus menguat mendekati Rp 16.000. Mengutip dari RTI, Jumat kemarin mata uang negara Paman Sam itu bertengger di level Rp 15.922.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengomentari penguatan dolar AS tersebut. Menurutnya, dolar AS kian perkasa karena didukung oleh kebijakan kenaikan suku bunga tinggi yang terjadi dalam waktu lama di AS.

Ia menyebut kebijakan suku bunga higher-for-longer yang dipraktikkan Bank Sentral The Federal Reserve membuat banyak arus modal kembali masuk ke AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita semua tahu fenomena global saat ini dengan Amerika Serikat yang hadapi inflasi yang cukup tertahan tinggi, dan kondisi ekonomi yang cukup kuat, mereka kemudian mengeluarkan signal atau paling tidak dibaca market, bahwa higher for longer itu akan terjadi dan ini yang sebabkan banyaknya capital flowing back to Amerika Serikat," ungkap Sri Mulyani usai melakukan rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (23/10/2023).

Menurutnya, kebijakan perbankan Amerika Serikat itu lah yang membuat mata uang dolar AS menguat. Bahkan, penguatan itu di luar prediksi BI.

ADVERTISEMENT

Sri Mulyani menjabarkan mata uang dolar AS, indeksnya menguat sampai 106 poin, jauh di atas prediksi BI di 93 poin.

"Menyebabkan dollar index menguat di 106. Pak Gubernur (Bank Indonesia) sebelumnya mengatakan di 93, berarti dolar AS itu kuat secara global," ungkap Sri Mulyani.

Lalu pemerintah bisa apa? Sri Mulyani mengatakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan akan terus melakukan sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal. Pihaknya juga akan memantau ketat dampak nilai tukar terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Agar dalam situasi di mana pemacunya adalah negara seperti Amerika Serikat dampaknya ke ekonomi kita bisa dimitigasi dan diminimalkan. Baik terhadap nilai tukar, inflasi, maupun terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan. Itu yang terus kita lakukan insentif," pungkas Sri Mulyani.

(ily/eds)

Hide Ads