PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan pendapatan bersih mencapai Rp 10,51 triliun pada September 2023. Angka ini meningkat 32% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,97 triliun. Adapun pendapatan bersih ini diperoleh dari beberapa pos, di antaranya imbalan jasa yang menjadi kontributor terbesar, kemudian disusul imbalan iklan, jasa pengiriman, imbalan transaksi dan pembayaran, dan pendapatan lain-lain.
Mengacu laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/10/2023), manajemen GOTO melaporkan perbaikan pun terjadi di bottom line. GOTO mampu memangkas rugi bersih atribusi entitas induk sebesar 53% menjadi rugi bersih Rp 9,55 triliun, dari periode September 2022 rugi hingga Rp 20,32 triliun.
Beban perusahaan sepanjang 9 bulan ini juga berhasil diturunkan, seperti beban umum dan administrasi turun 57% menjadi Rp 4,61 triliun dari periode September tahun lalu Rp 8,63 triliun. Beban penjualan dan pemasaran juga turun 47% menjadi Rp 4,82 triliun, dari sebelumnya Rp 11,27 triliun, sedangkan beban iklan dan pemasaran juga susut 53% menjadi Rp 1,5 triliun, dari sebelumnya Rp 3,27 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangan resmi, Senin ini (30/10), manajemen GOTO menyatakan mampu mencatatkan perbaikan kuartalan atas rugi EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar 74% year-on-year menjadi Rp 942 miliar, dari sebelumnya rugi EBITDA Rp 3,69 triliun di Q3 2022. Hal ini didorong peningkatan monetisasi dan manajemen beban usaha secara disiplin.
Di saat yang bersamaan, nilai transaksi bruto atau GTV (gross transaction value) Grup tumbuh 5% menjadi Rp 151,3 triliun dibanding kuartal sebelumnya, menunjukkan dampak positif dari inovasi perseroan di tengah kompetisi yang semakin ketat.
Sementara itu, GTV Grup turun 6% year-on-year, disebabkan oleh penurunan insentif dan pemasaran produk. Pada saat yang bersamaan, jumlah konsumen profitable dan kontribusi mereka terhadap GTV tetap stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.
Direktur Utama Grup GOTO Patrick Walujo mengatakan GTV Grup telah kembali mencatatkan pertumbuhan positif setelah mencatatkan penurunan dua kuartal berurutan. Adapun hal ini didorong oleh pertumbuhan unit bisnis E-Commerce dan On-Demand Services.
Baca juga: GOTO Batalkan Rencana Dual Listing |
Hal ini juga disebabkan oleh strategi perseroan memperluas pasar potensial (total addressable market atau TAM) melalui pengembangan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan konsumen yang lebih peka terhadap harga (price conscious customers).
"Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang perseroan," kata Patrick dalam keterangannya, Senin ini (30/10/2023).
Klik halaman selanjutnya >>>
"Kami terus melangkah menuju profitabilitas, di mana di kuartal ketiga ini unit bisnis On-Demand Services berhasil mencapai nilai positif untuk EBITDA yang disesuaikan, sebelum alokasi biaya korporasi. Meski demikian, kami melihat adanya kompetisi yang semakin ketat dan kemungkinan akan terus berlanjut. Perseroan akan merespons hal ini dengan prinsip kehati-hatian, seiring upaya kami menyeimbangkan pertumbuhan dengan profitabilitas," papar Jacky.
Lebih lanjut, Jacky mengatakan pendapatan bruto GOTO tumbuh 1% year-on-year mencapai Rp 6 triliun, didukung penghematan beban insentif dan pemasaran produk sebesar 36% year-on-year atau setara dengan Rp 2,1 triliun untuk kuartal III ini. Margin kontribusi Grup juga tetap positif untuk tiga kuartal berturut-turut, yaitu 0,75% sebagai persentase GTV, tumbuh 149 bps (basis poin) year-on-year dan 2 bps dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter) mencapai Rp 1,1 triliun.
Perseroan memiliki kas dan neraca yang solid, dengan kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp 25,2 triliun pada 30 September 2023. Tingkat penggunaan bersih kas (net cash burn) berkurang 76% dibandingkan tahun sebelumnya sehingga GOTO memiliki modal lebih dari cukup untuk menjalankan kegiatan bisnisnya dan mengeksekusi rencana saat ini.
Dalam kesempatan ini, manajemen GOTO juga mengumumkan tidak lagi berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) internasional, yang sebelumnya disampaikan pada prospektus IPO Perseroan, serta telah disetujui oleh pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023. Apabila Perseroan memutuskan untuk melaksanakan IPO internasional di masa yang akan datang, Perseroan akan memintakan kembali persetujuan pemegang saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Simak Video "Video: GOTO Sebut Nadiem Tak Jabat Komisaris Sejak 2019"
[Gambas:Video 20detik]
(ncm/ega)