PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil melakukan monetisasi, pengurangan insentif, dan pemangkasan beban pemasaran. Hal ini berimbas pada perbaikan kinerja fundamental GOTO, baik selama 9 bulan tahun ini atau per September 2023 maupun secara kuartalan di Q3-2023.
Berdasarkan keterangan resmi GOTO pada Senin (30/10/2023), rugi bersih periode berjalan di kuartal III-2023 turun 28% dari kuartal sebelumnya dan dipangkas 65% dari tahun sebelumnya, yakni rugi Rp 2,38 triliun dari sebelumnya Rp 6,74 triliun. Sementara akumulasi dalam 9 bulan atau per September 2023, rugi bersih periode berjalan turun 54% menjadi Rp 9,59 triliun dari sebelumnya Rp 20,91 triliun.
Adapun rugi bersih atribusi entitas induk juga susut hingga 53% menjadi Rp 9,55 triliun, dari periode 9 bulan tahun lalu dengan rugi bersih atribusi Rp 20,32 triliun.
Dalam keterangan resminya, manajemen GOTO menegaskan perbaikan ini dihasilkan dari monetisasi dan pengurangan insentif. Pihaknya juga mengurangi beban pemasaran sebesar 36% pada Q3-2023 dibandingkan tahun sebelumnya, atau penghematan sebesar Rp 2,1 triliun untuk kuartal ini.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, GOTO mencatat penurunan sebesar 19% pada beban operasional tetap dan penurunan lebih dari 25% untuk biaya terkait cloud (komputasi awan) dan infrastruktur teknologi informasi (TI), yang merupakan bagian terbesar dari beban pokok pendapatan.
"Penghematan tersebut secara keseluruhan berjumlah Rp 2,5 triliun dalam bentuk penghematan beban operasional tetap dan beban cloud dan TI yang disetahunkan. Perseroan juga telah mengidentifikasi sejumlah penghematan tahunan dari dua kelompok beban usaha tersebut senilai sekitar Rp 450 miliar yang akan dibukukan secara bertahap," ungkap manajemen GOTO dalam keterangan tertulis, Selasa (31/10/2022).
Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo mengatakan pemulihan kinerja juga disebabkan oleh strategi perseroan dalam memperluas pasar potensial (total addressable market atau TAM). Adapun strategi tersebut meliputi pengembangan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan konsumen yang lebih peka terhadap harga (price conscious customers).
"Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang Perseroan," ujar Patrick.
Dalam rilis kuartal 2-2023, Patrick sempat menekankan perlunya eksekusi yang tepat untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan. Juga meningkatkan total pasar potensial untuk memperluas basis konsumen.
"Perseroan akan terus memperluas basis konsumennya, tanpa menggunakan insentif yang tidak dapat dipertahankan untuk jangka panjang, dalam kalangan konsumen yang memprioritaskan harga yang memprioritaskan value for money," katanya.
Di sisi lain, pada Q3-2023 ini insentif dan biaya pemasaran produk juga ditingkatkan sebesar 2% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ia mengatakan hal ini dilaksanakan dengan kehati-hatian di tengah semakin ketatnya kompetisi pada periode tersebut.
Sementara itu, Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo mengatakan pencapaian perbaikan berturut-turut dari margin kontribusi dan EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) pada kuartal Q3 ini didorong oleh efisiensi beban operasional. Pihaknya mengurangi redudansi serta pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya.
"Kami terus melangkah menuju profitabilitas, di mana di kuartal ketiga ini unit bisnis On-Demand Services berhasil mencapai nilai positif untuk EBITDA yang disesuaikan, sebelum alokasi biaya korporasi," papar Jacky Lo.
"Meski demikian, kami melihat adanya kompetisi yang semakin ketat dan kemungkinan akan terus berlanjut. Perseroan akan merespons hal ini dengan prinsip kehati-hatian, seiring upaya kami menyeimbangkan pertumbuhan dengan profitabilitas," tegasnya.
Beban Turun
GOTO mencatat pendapatan bersih pada kuartal ketiga 2023 sebesar Rp 3,63 triliun, turun 21%. Capaian ini pengaruhi adanya penyesuaian pada paruh pertama 2022 sebesar Rp 1,5 triliun yang tercatat di kuartal III tahun 2022.
Hal ini dilakukan untuk merefleksikan dampak dari perubahan proses estimasi yang digunakan untuk menentukan alokasi insentif pada pendapatan yang dihasilkan dari konsumen, sesuai yang dilaporkan GOTO tahun lalu.
Jika penyesuaian ini dialokasikan kepada masing-masing kuartal di 2022, pendapatan bersih pada kuartal ketiga 2022 adalah sebesar Rp 3,1 triliun. Dengan begitu, pendapatan bersih GOTO pada Q3-2023 naik 19% year-on-year.
Total dalam 9 bulan hingga September, pendapatan bersih GOTO naik 32% menjadi Rp 10,51 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 7,97 triliun.
Dari sisi beban, perseroan juga mampu memangkas sejumlah beban dan biaya agar lebih efisien dalam 9 bulan tahun ini. Sejumlah beban yang susut di antaranya beban umum dan administrasi yang berkurang hingga 57% menjadi Rp 4,61 triliun dari periode September tahun lalu Rp 8,63 triliun.
Simak Video "Video: Grab dan Danantara Buka Suara soal Isu Investasi ke GOTO"
(ega/ega)