Ringgit Malaysia Babak Belur, Sudah Mirip Krismon 1998!

Ringgit Malaysia Babak Belur, Sudah Mirip Krismon 1998!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 04 Nov 2023 14:55 WIB
Ringgit Malaysia
Ringgit Malaysia/Foto: Ari Saputra

PM Malaysia Anwar Ibrahim Tak Ingin Bunga Naik

Meski nilai tukar ringgit Malaysia terus tertekan menghadapi dolar AS hingga mencapai titik terendah dalam 25 tahun terakhir, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengaku tidak ingin memperkuat nilai ringgit dengan menaikkan suku bunga.

Berdasarkan laporan The Star, Anwar merasa kenaikan suku bunga belum diperlukan untuk mendukung ringgit. Alih-alih menaikkan nilai ringgit, ia memandang kenaikan suku bunga justru dapat merugikan UMKM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indikator ekonomi seperti inflasi dan pengangguran menurun, sementara investasi meningkat, sehingga sulit untuk membenarkan kenaikan suku bunga yang dapat merugikan usaha kecil," ungkap Anwar.

Dengan begitu, suku bunga yang ditetapkan BNM masih tetap di angka 3% sejak Juli lalu, menjadikannya rekor 'diskon' dibandingkan dengan suku bunga Federal Reserve AS.

ADVERTISEMENT

"Ada pandangan di kalangan ekonom untuk memperkuat nilai ringgit melalui kenaikan OPR (Suku bunga di Malaysia). Tapi untuk alasan apa?" kata Anwar.

"Kami hanya akan menaikkannya ketika perekonomian membutuhkannya. Saat ini hal itu tidak diperlukan," tegasnya lagi.

Alih-alih menaikkan suku bunga, Anwar menyarankan solusi jangka menengah dan panjang adalah dengan memisahkan diri dari dolar AS alias dedolarisasi. Untuk itu negaranya akan lebih banyak mencari mitra dagang yang mau menerima pembayaran dalam ringgit.

Sejauh ini Malaysia sudah melakukan perdagangan dengan mata uang lokal bersama Indonesia, China, dan Thailand. China merupakan mitra dagang nomor satu Malaysia, sedangkan Indonesia adalah mitra dagang terbesar kelima dan Thailand pada peringkat ketujuh.

"Kami juga telah berdiskusi dengan negara-negara Arab untuk memulai proses dedolarisasi, namun kami hanya berhasil dengan tiga negara sebagai solusi jangka panjang untuk mempertahankan ringgit," kata Anwar.


(ara/ara)

Hide Ads