Emiten Saham di Lingkaran Capres-Cawapres, Ada Dampaknya?

Emiten Saham di Lingkaran Capres-Cawapres, Ada Dampaknya?

Retno Ayuningrum - detikFinance
Minggu, 03 Des 2023 22:13 WIB
Woman looking stock market Data on smart phone
Foto: Getty Images/iStockphoto/Orientfootage
Jakarta -

Pesta demokrasi akan segera berlangsung melalui pemilihan presiden (pilpres) Februari 2024 mendatang. Sejumlah tokoh penting hingga pengusaha turut mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pilihannya masing-masing.

Dalam barisan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD terdapat tokoh-tokoh pengusaha, seperti Harry Tanoesoedibjo, Sandiaga Uno, hingga Arsjad Rasjid. Arsjad Rasjid menjabat sebagai ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) nomor urut 3 ini. Dia juga dikenal sebagai direktur PT Indika Energy Tbk.

Sementara, Harry Tanoesoedibjo mempunyai gurita bisnis, mulai dari bank, media, hingga batu bara. Sosoknya memang sudah tidak asing dikalangan masyarakat, apalagi pemilik beberapa stasiun televisi. Dia juga dikenal sebagai ketua umum Partai Perindo, yang mana partainya tersebut masuk dalam koalisi partai pendukung Ganjar-Mahfud MD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandiaga Uno merupakan pendiri Saratoga Investama Sedaya, sebuah perusahaan investasi pada tahun 1998 bersama Edwin Soeryadjaya. Melalui Saratoga, gurita bisnis Sandiaga Uno memang sangat luas. Saratoga merupakan perusahaan investasi yang fokus mendanai sejumlah sektor, mulai dari konsumer, infrastruktur, hingga sumber daya alam (SDA).

Selain Ganjar-Mahfud MD, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dikelilingi oleh sederet pengusaha, mulai dari Aburizal Bakrie, Kaesang Pangarep, hingga Pandu Sjahrir.

Aburizal Bakrie menjadi salah satu konglomerat yang menguasai bisnis pertambangan. Dia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar yang masuk dalam koalisi Prabowo-Gibran. Sementara, Kaesang Pangarep terafiliasi dengan perusahaan udang beku PT Panca Mitra Multiperdana Tbk.

ADVERTISEMENT

Adapun Pandu Sjahrir memiliki sepak terjang di dunia bisnis, investasi, dan juga ekonomi digital. Pandu juga mengembangkan bisnis usahanya sendiri. Ia mengembangkan bisnis batu bara yang diberi nama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Perusahaan ini menjadi salah satu produsen batu bara berkalori tinggi di Indonesia.

Jika menilik pasangan Anies-Cak Imin, komposisinya tidak terlalu memasukkan banyak pengusaha ternama. Namun, pasangan ini didukung oleh Surya Paloh.

Selain dikenal dengan bisnis medianya, Surya juga mempunyai perusahaan di bidang catering, hotel, hingga pertambangan, seperti PT Surya Energi Raya yang mengelola minyak dan gas.

Lantas apakah kemenangan capres dan cawapres jagoannya akan berpengaruh pada saham-saham mereka?

Ekonom & Financial Market Specialist Lucky Bayu Purnomo menilai saham-saham pengusaha yang tergabung dalam lingkungan partai koalisi belum tentu menguat. Hal ini dikarenakan pilpres bertepatan dengan awal tahun 2024 dan adanya January effect.
Lucky menjelaskan January effect merupakan apresiasi pada secara positif terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"January effect memberikan potensi kenaikan harga saham dengan peluang membeli di harga yang relatif rendah, akibat posisi downtrend yang dialami pada periode sebelumnya," kata Lucky kepada detikcom, Minggu (3/12/2023).

Meski begitu, Lucky mengatakan dampak kemenangan capres dan cawapres cenderung mendorong market untuk menguat pada beberapa saham, seperti di sektor keuangan dan energi.

"Tetapi, dampak kemenangan CAPRES dan CAWAPRES cenderung mendorong Market untuk menguat pada saham pilihan. Seperti sektor energi itu ada BREN, ANTM, PGAS. Sektor keuangan ada BBCA, BBRI, BMRI, BBNI. Kalau sektor consumer cyclical ada INDF, ICBP, ACES," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan harga saham dari perusahaan tim pemenangan akan sangat bergantung dari keberhasilan memenangkan pemilu. Apabila menang, harga saham akan menguat.


"Jika mereka menang, harga saham pasti akan melejit, karena persepsinya akan banyak dipermudah oleh pemerintahan yang akan datang. Sebaliknya, bagi yang kalah, akan sulit untuk meningkat harganya karena bisa berpotensi dipersulit bisnis kedepannya," kata Nailul.


Menurutnya, hal tersebut sering terjadi saat pilpres. Tak heran, pengusaha sering kali main di beberapa paslon agar siapapun yang menang sahamnya tetap aman dan tetap cuan.

"Emiten yang bakal banyak bergerak adalah emiten yang bergerak di energi, kelapa sawit, dan batubara," imbuhnya.

(rrd/rir)

Hide Ads