Rencana Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mundur. Sebelumnya IPO ditargetkan pada tahun 2023.
Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan IPO untuk PalmCo mundur menjadi tahun 2026 atau 2027.
"Kayaknya (IPO) tahun 2026- 2027 lah kan pemerintahan masih baru," kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (25/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Ghani tak masalah menunda rencana IPO ini. Karena perusahaan juga harus melihat momentum yang baik untuk melantai di bursa. Menurutnya IPO bukan hanya sekedar mencari dana segar.
"Ya gapapa. Kan sekarang kita kan kalau valuasinya jelek, sekarang kebetulan, kita kan harus cari momentum. Kalau untuk IPO bukan sekedar cari dana, untuk governance dan sebagainya. Kalau pasarnya lagi nggak bagus ngapain kita memaksakan," ucapnya.
Ghani menyebut mundurnya rencana IPO dilakukan karena harus memperbaiki kondisi perusahaan. Apalagi menurutnya Subholding ini baru terbentuk pada akhir 2023.
"Ya karena pasar, dan kami lagi rapih-rapih ini perlu. Subholding kan baru dibentuk 2023 Desember. Rapihin dulu, dipoles-poles dulu," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Palmco, Jatmiko Santosa juga telah membeberkan alasan pengurungan pelepasan perdana saham Korporasi Sawit terluas di dunia itu sejalan dengan arahan pemegang saham untuk mencari alternatif pendanaan lainnya.
Ia mengatakan perusahaan belum bisa melakukan IPO baik tahun 2023 maupun 2024.
"Sebagaimana arahan pemegang saham, tahun ini sepertinya belum [IPO], kita fokus memperkuat produktivitas PalmCo sendiri dulu dan membangun strategic partnership," ujar Jatmiko saat ditemui di The Westin, Rabu (10/1/2024).
Simak juga Video: Menerka Elektabilitas Erick Thohir Jadi Cawapres Versi Survei IPO