IHSG Dibuka Menguat Lagi ke 7.145

IHSG Dibuka Menguat Lagi ke 7.145

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 03 Jul 2024 09:15 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (19/11). IHSG berada pada level 6.720,26.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka di zona hijau. IHSG bertambah 20 poin (0,28%) ke level 7.145.

Mengutip data RTI, Rabu (3/7/2024), IHSG berada di level tertingginya pada 7.160 dan terendahnya 7.139. Sebanyak 171 saham menguat, 130 turun, dan 199 stagnan.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam risetnya menjelaskan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG terkoreksi akibat pelaku pasar melakukan aksi profit taking setelah 4 hari beruntun mengalami penguatan. Meskipun IHSG terkoreksi, investor asing cenderung melakukan inflow di seluruh pasar senilai Rp 488 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sisi lain dalam upaya hilirisasi meningkatkan daya tambah ekspor komoditas Indonesia, pemerintah resmikan Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur. Smelter tersebut berfungsi untuk pemurnian tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, sekaligus menjadi yang terbesar di dunia," tulisnya.

Dari mancanegara, Wall Street ditutup menguat menyusul pernyataan Jerome Powell dalam konferensi kebijakan moneter di Portugal. Powell membutuhkan lebih banyak data ekonomi sebelum melakukan pemangkasan suku bunga untuk meyakinkan inflasi benar-benar melandai. Di sisi lain, Powell juga menginginkan kebijakan kontraktif saat ini tidak berlangsung lama karena akan membuat ekonomi Amerika Serikat (AS) terkontraksi.

ADVERTISEMENT

"Dari China, pelaku pasar mencermati persaingan pasar yang cukup ketat dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) dapat mempengaruhi indeks PMI Manufaktur China. Pasalnya, Eropa memberikan bea masuk tambahan untuk produk kendaraan listrik (EV) China hingga 38,1%, sementara AS juga menaikan tarif impor EV China dari 25% menjadi 100%," lanjutnya.

(ara/ara)

Hide Ads