Sempat Geger Tersandung Pinjol, Indofarma Catat Rugi Rp 720,9 Miliar

Sempat Geger Tersandung Pinjol, Indofarma Catat Rugi Rp 720,9 Miliar

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 05 Jul 2024 13:48 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Ilustrasi: PT Indofarma Tbk meluncurkan enam alat kesehatan baru.Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

PT Indofarma Tbk mencatat rugi bersih sebesar Rp 720,99 miliar pada 2023. Rugi bersih perusahaan lebih dalam dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 457,62 miliar.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (5/7/2024), penjualan bersih perusahaan anjlok pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp 523,59 miliar. Pada tahun 2022, penjualan bersih perusahaan sebesar Rp 980,37 miliar.

Beban pokok penjualan pada tahun 2023 tercatat Rp 680,98 miliar. Sementara, pada tahun sebelumnya sebesar Rp 988,89 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, jumlah liabilitas pada tahun 2023 sebesar Rp 1,56 triliun atau naik jika banding tahun sebelumnya Rp 1,48 triliun. Liabilitas tahun 2023 terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 1,23 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 332,89 miliar.

Adapun total aset perusahaan yakni Rp 759,82 miliar yang terdiri aset lancar Rp 198,99 miliar, investasi pada entitas asosiasi Rp 1,64 miliar dan aset tidak lancar Rp 560,83 miliar.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, Indofarma tengah menjadi sorotan belakangan ini. Hal itu karena anggota holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) tersebut dan anak usahanya PT Indofarma Global Medika (IGM) terjerat pinjaman online (pinjol).

Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya selaku bos Holding BUMN Farmasi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI menjelaskan tentang temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang jeratan pinjol terhadap anggota holdingnya. Dalam rapat itu, Shadiq memaparkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) investigasi yang telah diserahkan BPK kepada Kejaksaan Agung RI beberapa waktu lalu.

"Hasil pemeriksaan terdapat 18 temuan, namun 10 temuan yang terindikasi fraud," kata Shadiq di Komisi VI DPR, Rabu (19/6).

Adapun salah satu temuan yang terindikasi fraud tersebut ialah terkait dana pinjaman melalui fintech peer to peer lending atau pinjaman online yang beberapa waktu lalu telah disinggung BPK. Shadiq mengatakan, total kerugian IGM atas pinjol tersebut mencapai Rp 1,26 miliar

"Pinjaman melalui fintech bukan untuk kepentingan perusahaan berindikasi merugikan IGM senilai Rp 1,26 miliar," ungkapnya.

(acd/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads