Pasar Saham AS Ambruk, Donald Trump Salahkan Kamala Harris & Joe Biden

Pasar Saham AS Ambruk, Donald Trump Salahkan Kamala Harris & Joe Biden

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 06 Agu 2024 08:22 WIB
Former US President and 2024 Republican presidential candidate Donald Trump gestures after speaking at Turning Point Actions The Believers Summit in West Palm Beach, Florida, on July 26, 2024. (Photo by CHANDAN KHANNA / AFP)
Donald Trump (Foto: AFP/CHANDAN KHANNA)
Jakarta -

Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump menyalahkan Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Harris atas jatuhnya pasar saham. Keduanya dianggap tidak kompeten dalam memimpin negara.

"Tentu saja ada penurunan pasar yang besar. Kamala (Harris) bahkan lebih buruk daripada Crooked Joe," tulis Trump dalam sebuah postingan di Truth Social dikutip dari CNBC, Selasa (6/8/2024).

Malam sebelumnya, saat pasar Asia jatuh drastis, Donald Trump menulis, "PASAR SAHAM JATUH. SUDAH SAYA BILANG PADA ANDA!!! KAMALA TIDAK PUNYA PETUNJUK. BIDEN TERLELAP. SEMUA DISEBABKAN OLEH KEPEMIMPINAN AS YANG TIDAK KOMPETEN!"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, saham AS turun tajam pada Senin (5/8), tampaknya sebagai reaksi terhadap kekhawatiran akan resesi karena sebagian dipicu oleh laporan pekerjaan yang melemah dari perkiraan.

Pada Januari 2024, ketika Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencapai rekor tertinggi, Donald Trump mengklaim lonjakan itu terjadi karena investor mengira ia akan mengalahkan Joe Biden.

ADVERTISEMENT

"INI ADALAH PASAR SAHAM TRUMP KARENA JAJAK PENDAPAT SAYA TERHADAP BIDEN SANGAT BAGUS SEHINGGA PARA INVESTOR MEMPERKIRAKAN BAHWA SAYA AKAN MENANG," tulis Donald Trump di Truth Social bulan itu.

Jika ditarik ke belakang, ketika Donald Trump menjadi Presiden AS, pada Maret 2020 S&P 500 mengalami beberapa penurunan tajam termasuk penurunan 12% pada 16 Maret 2020 karena kekhawatiran tentang penyebaran pandemi COVID-19 di AS meningkat. Itu adalah salah satu penurunan terburuk dalam sejarah S&P.

Donald Trump telah kehilangan keunggulan jajak pendapatnya sejak Joe Biden keluar dari pemilihan pada Juli 2024 dan mendukung Kamala Harris untuk menjadi calon dari Partai Demokrat.

Tim kampanye Kamala Harris pun membalas serangan dengan membeberkan catatan buruk ekonomi Donald Trump selama menjabat Presiden AS.

"Donald Trump memiliki catatan pekerjaan terburuk dari semua presiden dan mengawasi beberapa hari terburuk di pasar saham sambil menghabiskan masa jabatan kepresidenannya dengan mengisi kantong teman-teman kayanya yang mengirim pekerjaan Amerika ke luar negeri," kata Ammar Moussa, Juru Bicara Kampanye Kamala Harris dalam sebuah pernyataan.

"Yang dibutuhkan keluarga kelas menengah adalah pengelolaan ekonomi yang stabil, bukan kebohongan yang kacau," tambahnya.

Kepala Ekonom Moody's Mark Zandi menilai tindakan Donald Trump bisa mencerminkan risiko politik karena mengaitkan kampanye dengan perilaku pasar yang terus berubah.

"Sepanjang sejarah, saya pikir politisi menghindari upaya untuk mematok peruntungan mereka pada pasar saham sebagai sinyal kebijakan mereka atau apa pun karena pasar naik turun secara keseluruhan. Mantan Presiden Trump adalah orang pertama yang melakukan itu. Saya bingung karenanya," ucap Zandi.

(aid/das)

Hide Ads