Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan dominasinya terhadap rupiah sepanjang 2024. Mata uang Paman Sam menembus level Rp 16.000 bahkan sempat bertengger di level Rp 16.400 pada medio 2024.
Berbagai sentimen menyertai pergerakan dolar AS, termasuk kebijakan suku bunga dari The Fed hingga terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS. Menguatnya dolar AS telah menimbulkan kekhawatiran, baik kalangan industri maupun masyarakat.
Bahkan Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengaku sempat ketar-ketir setelah dolar AS tembus level Rp 16.000. Meskipun Bank Indonesia berkali-kali meyakinkan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak lebih buruk dari pelemahan mata uang negara lainnya.
Lika-liku Dolar AS hingga Tembus Rp 16.000:
Dolar AS Awal Tahun Masih di Level Rp 15.400-an
Menyambut awal 2024, nilai tukar dolar AS dan parkir di zona Rp 15.400. Data RTI pada Selasa (2/1/2024) menunjukkan dolar AS naik 68 poin atau 0,43% ke level Rp 15.461. Dolar AS berada di level tertingginya pada Rp 15.463 dan terendah Rp 15.395.
Dolar AS terus menunjukkan tren penguatan dan tercatat berada di level Rp 15.824 pada penghujung Januari 2024. Tak hanya terhadap rupiah, penguatan juga terjadi terhadap yuan China dan dolar Singapura, tapi melemah lawan yen Jepang.
Pada Selasa (26/3/2024), dolar AS bergerak pada level tertingginya di Rp 15.798 dan terendah Rp 15.778. Dolar AS menguat secara mingguan 0,49% hingga tahunan 2,41%.
Baca juga: Dolar AS Menguat Lagi Tembus Rp 16.200 |
Dolar AS Tembus Rp 16.000
Mata uang Paman Sam mulai bergerak menembus level Rp 16.000 pada bulan April. Dalam catatan detikcom tanggal 14 April 2024, berdasarkan data Google Finance, dolar AS bertengger di level Rp 16.117,8.
Sejumlah Bank juga telah menjual dolar AS di angka Rp 16.000. Berdasarkan kurs e-rate, PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA menetapkan harga beli dolar AS Rp 15.950. Sementara, harga jual dolar AS di angka Rp 16.150.
Terkait pelemahan rupiah,Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan terdapat perkembangan di global yang membuat pelemahan rupiah pasca libur Lebaran. Salah satunya yakni memanasnya konflik Iran-Israel.
"Rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar. Selain itu, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh memanasnya konflik di timur tengah khususnya konflik Iran-Israel," kata Edi dalam keterangannya, Selasa (16/4/2024).
Penguatan Dolar AS Diprediksi Berlangsung Lama
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perekonomian global masih akan terpengaruh dampak konflik geopolitik. Walhasil, pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi tetap rendah di angka 3,4%. Penguatan mata uang dolar AS juga disebutnya masih berlangsung lama.
"Downside risk geopolitik geoekonomi, pelemahan ekonomi Tiongkok, dolar menguat, kelihatannya jadi masih panjang, kemudian suku bunga tinggi dan pengetatan fiskal di negara maju. Dari kunjungan luar negeri, tensi politik di Timur Tengah, Rusia-Ukraina kelihatannya akan panjang," ucap Airlangga di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, (26/4/2024).
Menurut Ketua Umum Partai Golkar itu, konflik geopolitik bakal berkepanjangan karena pihak-pihak yang bertikai belum menemukan titik temu. Oleh sebab itu, ia berpesan bahwa Indonesia harus terus siaga menjaga pertumbuhan ekonomi nasional agar tetap resilien.
Gubernur BI Minta Masyarakat Tak Kaget
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih stabil di kisaran Rp 15.900-an meski siang tadi sempat mengalami kenaikan ke level Rp 16.000. Bahkan menurutnya secara umum nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan.
"Nggak usah kaget, nggak usah bingung gitu loh, (dolar AS dibuka) Rp 15.990. Alhamdulillah yang penting stabil ya di sekitar Rp 16.000 bahkan menuju 15.900 dan seterusnya dari hari ke hari ya," kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di kantornya, Rabu (22/5/2024).
"Dari hari ke hari ya, nilai tukar naik turun tapi secara keseluruhan Bank Indonesia melihat rupiah stabil dan akan cenderung menguat," tegasnya lagi.
Perry menjelaskan, secara umum nilai tukar rupiah secara bulanan per 21 Mei 2024 kembali menguat 1,66% secara point to point (ptp), setelah pada April 2024 melemah 2,49% point to poin. Menurutnya penguatan nilai tukar rupiah ini sedikit banyak didorong dampak positif respons bauran kebijakan moneter Bank Indonesia pada April 2024.
Kenapa dolar AS bisa menguat? Cek halaman berikutnya.
(ily/ara)