Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate pada level 5,75%. Menurutnya hal tersebut baik, khususnya jika melihat tingkat inflasi yang sudah rendah.
"BI Rate turun adalah baik sekali karena kalau lihat inflasi rendah 1,55% maka cost of fund, kalau bunganya tidak turun maka ketinggian," ujarnya saat ditemui di The Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025).
Ia juga bicara alasan BI sempat menahan suku bunga. Sebagai informasi, pada Oktober hingga Desember 2024 suku bunga ditahan di level 6%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Airlangga, alasan BI menahan suku bunga adalah menunggu kebijakan yang dikeluarkan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Ia menyebut tingkat suku bunga di Indonesia tidak boleh lebih rendah dari AS demi mencegah keluarnya dana besar-besaran atau capital flight.
"Kemarin BI tahan penurunan karena menunggu AS, karena kita harus rate-nya dalam tanda petik tidak lebih rendah dari AS, terutama untuk mencegah tidak terjadi capital flight," jelas Airlangga.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI rate pada level 5,75%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung selama 14-15 Januari 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan penurunan bunga acuan ini diikuti dengan penurunan deposit facility dan lending facility. "Rapat dewan gubernur BI pada 14-15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan BI rate 25 bps menjadi 5,75% suku bunga deposit facility turun 25 bps jadi 5% dan lending facility turun 25 bps menjadi 6,5%," kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (15/1).
Keputusan ini konsisten tetap rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5% plus minus 1% untuk pengendalian inflasi dan sasarannya dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
(acd/acd)