Anak usaha Garuda Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menetapkan laba bersih tahun buku 2024 sebesar US$ 26,9 juta atau sekitar Rp 438,06 miliar (asumsi kurs Rp 16.284) sebagai laba ditahan untuk mengurangi akumulasi rugi perseroan. Keputusan tersebut disetujui berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Kamis (5/6/2025).
Keputusan ini diambil berdasarkan Undang-Undang Perusahaan Terbuka (UUPT) di mana dividen hanya dapat dibagikan jika perseroan mempunyai saldo laba positif. Sementara saat ini, GMFI sendiri masih membukukan saldo laba negatif.
"Karena saat ini saldo laba GMF masih negatif, sehingga kita tidak membagikan dividen," ujar Direktur Utama GMF Aero Asia, Andi Fahrurrozi dalam konferensi persnya yang digelar virtual, Kamis (5/6/2025).
Andi menjelaskan, GMFI mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 421,22 juta sepanjang tahun 2024, meningkat dari US$ 373,2 juta di tahun sebelumnya. Ia menyebut, kinerja keuangan ini menunjukkan perbaikan perseroan seiring pulihnya industri penerbangan dan disrupsi rantai pasok global.
Kinerja tersebut ditopang oleh efisiensi biaya, peningkatan produktivitas layanan, dan penguatan segmen airframe sebagai kontributor utama pendapatan. Operating profit margin dan EBITDA juga tercatat positif, menandakan penguatan berkelanjutan dalam aspek operasional dan profitabilitas.
"Tahun 2024 adalah momen validasi arah baru GMFI. Di tengah tantangan rantai pasok dan kompetisi ketat, kami tetap mampu mencatat pertumbuhan laba dan pendapatan yang signifikan. Ini adalah hasil kerja kolektif dan strategi yang tepat sasaran," jelasnya.
Andi menjelaskan, portofolio pelanggan GMFI juga terus bertambah dengan kontribusi pendapatan dari segmen non-afiliasi mencapai US$ 102,5 juta (24,3% dari total pendapatan).
Sepanjang tahun 2024, GMFI juga mencatat pertumbuhan di sektor perawatan pesawat komersial di mana perseroan berhasil menyelesaikan lebih dari 190 proyek narrow body base maintenance, menandai konsistensi dalam skala operasional.
Hingga April 2025, GMFI juga mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 125,86 juta atau mencapai 95% dari target, dengan EBITDA sebesar US$ 19,82 juta dan laba bersih US$ 4,61 juta. Ke depan, GMFI membidik pendapatan tahunan sebesar US$ 416,9 juta dengan estimasi laba bersih mencapai US$ 27,1 juta.
"Dengan pondasi keuangan dan operasional yang semakin kokoh, GMFI siap melanjutkan peran sebagai mitra strategis industri aviasi dan sektor lainnya, seraya terus menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, pemegang saham, dan seluruh pemangku kepentingan," tutupnya.
Simak juga Video 'Dirut Garuda Ungkap 3 Faktor Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal':
(acd/acd)