Transaksi Repo di SPPA BEI Tembus Lebih dari Rp 100 Triliun dalam 3 Bulan

Kathleen Bong - detikFinance
Selasa, 17 Jun 2025 13:27 WIB
Foto: dok. BEI
Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap kinerja Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) dengan nilai transaksi Repurchase Agreement (Repo) yang menembus lebih dari Rp 100 triliun dalam tiga bulan pertama sejak peluncuran fitur tersebut pada 10 Maret 2025.

Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp 100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian sebesar Rp 2,86 triliun. Capaian ini menjadi bukti tingginya antusiasme pelaku pasar terhadap fitur transaksi Repo yang dihadirkan oleh BEI. Untuk diketahui, fitur transaksi Repo di SPPA merupakan bagian dari Roadmap pengembangan platform perdagangan Surat Utang milik Indonesia yang diinisiasi dan dikelola oleh BEI.

Nilai transaksi yang telah dibukukan berasal dari 12 pengguna jasa yang memiliki akun transaksi Repo di SPPA, dari total 39 pengguna Jasa yang telah memiliki akun untuk transaksi jual beli putus (outright).

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa SPPA dirancang untuk menjawab kebutuhan pelaku pasar di Indonesia dengan mengedepankan kemudahan, integrasi, efisiensi, serta kenyamanan bagi pengguna jasa.

"Kami bertekad menjadikan SPPA sebagai sentral ekosistem transaksi Surat Utang di pasar sekunder Indonesia yang dapat berperan signifikan dalam peningkatan likuiditas dan efisiensi pasar," ujar Jeffrey dalam keterangannya, Selasa (17/6/2025).

Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah menjadikan SPPA sebagai bagian dari ekosistem infrastruktur pasar keuangan untuk mendukung pembangunan pasar uang modern, sekaligus mendukung sinergi pembiayaan ekonomi nasional. Untuk itu, sejak kuartal pertama 2025, SPPA telah menyediakan layanan transaksi Repo dengan underlying Surat Utang.

"Salah satu prioritas kami saat ini untuk mendorong pencapaian nilai transaksi Repo Surat Utang di SPPA adalah dengan memperluas penggunaan SPPA sebagai platform utama untuk melakukan berbagai macam transaksi terkait Surat Utang di Indonesia," lanjut Jeffrey.

BEI juga terus mendorong perluasan horizontal dengan menargetkan peningkatan jumlah pelaku pasar yang aktif menggunakan SPPA.

Fitur transaksi Repo di SPPA diharapkan menjadi pool of liquidity bagi pasar keuangan Indonesia. Dengan dukungan teknologi terkini dan mekanisme harga pasar yang wajar, teratur, dan efisien, SPPA juga menawarkan metode perhitungan nilai settlement yang beragam, seperti metode ICMA dan Bank Indonesia. SPPA pun dirancang dengan sistem straight through processing (STP) yang memungkinkan efisiensi dalam proses post-trade dalam satu sistem yang sama.

Dengan inovasi yang terus dikembangkan dan solusi transaksi yang terintegrasi, efektif, serta efisien, BEI berharap SPPA dapat menjadi pilihan utama bagi pelaku pasar dalam melakukan transaksi Surat Utang dan Repo di Indonesia.

Tonton juga Video: Penjelasan Bos BEI Soal IHSG Anjlok Hingga Tutup Sementara Perdagangan Saham




(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork