PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia. Perusahaan yang berdiri sejak 16 Desember 1895 ini juga menjadi perbankan dengan jumlah nasabah terbesar. Saat ini, BRI juga menjadi salah satu bank dengan kapitalisasi pasar, terbesar yakni 550,66 triliun.
Hingga kuartal I-2025, BRI mencatat total aset mencapai Rp 2.098,23 triliun. Angka ini tumbuh 5,49% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan aset ini ditopang oleh penyaluran kredit, utamanya pada segmen UMKM. Hingga Mei 2025, laba bersih tahun berjalan perseroan tercatat sebesar 18,64 triliun.
Bukan tanpa sebab, capaian ini diraih BRI karena memiliki pengalaman lebih dari 120 tahun dengan fokus utama bisnis di segmen UMKM. Tak ayal, anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) ini menyandang julukan 'Raksasa UMKM'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang kuartal I-2025, BRI mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 1.373,66 triliun, tumbuh 4,97% yoy. Penyaluran kredit ini juga didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi 81,97% atau sekitar Rp 1.126,03 triliun.
Kiprahnya untuk UMKM juga tidak berhenti di situ, BRI juga tercatat sebagai induk Holding Ultra Mikro (UMi), yang didirikan bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian. Melalui holding ini, BRI berhasil memperluas dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi pengusaha ultra mikro.
Hal ini tercermin dalam penyaluran pembiayaan kredit ultra mikro mencapai Rp 631,4 triliun hingga akhir Maret 2025. Kredit ini disalurkan kepada nasabah pinjaman sebanyak 35,4 juta pengusaha ultra mikro.
Pada periode tersebut, UMi mencatat nasabah simpanan lebih dari 182 juta. Program ini sejalan dengan Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, dan pengentasan kemiskinan.
Melalui platform SenyuM Mobile, BRI juga terus memperluas jangkauan layanan keuangannya hingga ke pelosok Indonesia. Sejak 2021 hingga kuartal I-2025, SenyuM Mobile mencatat lebih dari 4,46 juta nasabah.
Hingga kuartal I-2025, BRI juga memiliki portofolio pembiayaan berkelanjutan terbesar di Indonesia dengan nilai mencapai Rp 786 triliun. Portofolio ini juga salah satunya mencakup pembiayaan hijau,UMKM, hingga investasi ESG-based Corporate Bonds.
Komitmen BRI dalam memperkuat dan memperluas inklusi keuangan juga tercermin dalam kinerja keagenannya. Sepanjang periode Januari hingga Mei 2025, BRI mencatat sebanyak 443 juta transaksi melalui 1,19 juta AgenBRLink yang tersebar di 67.013 desa di seluruh Indonesia.
AgenBRILink berperan sebagai ujung tombak BRI dalam memberikan layanan keuangan, seperti tarik tunai, transfer, hingga pembayaran tagihan. Hingga Mei 2025, AgenBRILink tercatat menyumbang pendapatan non-bunga (fee based income) mencapai Rp 643 miliar untuk perseroan. Dengan strategi dan eksekusi yang baik, AgenBRILink mampu menciptakan peluang usaha bagi masyarakat.
Harga Saham Diramal Naik
Senior Technical Analyst Sucor Sekuritas Reyhan Pratama mengatakan, saham BBRI berada di jalur perbaikan fundamental. Menurutnya, perbaikan konsisten ini dapat meningkatkan valuasi saham BBRI ke level Rp 5.300 per lembar saham.
"BBRI berada di jalur perbaikan fundamental. jika tren ini berlanjut di semester II/2025, maka tekanan laba bisa makin mereda dan valuasi Rp5.300 menjadi realistis untuk dicapai kembali," jelas Reyhan kepada detikcom, Selasa (8/7/2025)..
Namun, terang Reyhan, saham BBRI masih dalam tren turun dan belum menunjukkan tanda pembalikan arah. Menurutnya, dari sisi teknikal saham BBRI masih membutuhkan waktu agar harga berbalik arah.
"Untuk sementara beli bisa di area Rp 3.730 atau Rp 3.350," ungkapnya.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan, laba bersih BRI terus mengalami pertumbuhan seiring dengan naiknya dana pihak ketiga (DPK). Menurutnya, tren pertumbuhan ini akan semakin menguatkan kinerja bisnis utama perseroan, yakni pada segmen kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Diketahui, DPK BRI mencatat pertumbuhan menjadi Rp 1.423,87 triliun. Adapun komposisi DPK perseroan hingga akhir Mei 2025 yakni, giro tumbuh 7% menjadi 387,21 triliun, tabungan naik 5,03% menjadi Rp 538,56 triliun, deposito tercatat Rp 498,09 triliun.
"Permintaan kredit di semester kedua, tren penurunan suku bunga acuan dari BI (Bank Indonesia) itu juga akan terus dilakukan. Sebenarnya BI sudah menurunkan suku bunga acuan di semester I, satu kali. Jadi wajar saja per Mei ini mengalami kinerja dari sisi laba bersih dan DPK-nya," ujar Nafan kepada detikcom, Minggu (6/7/2025).
Menurut Nafan, pergerakan harga saham BBRI masih berpotensi naik hingga Rp 4.490 per lembar. Saat ini, harga sama BBRI berada di level Rp 3.670 per lembar.
Namun, ia menilai angka tersebut masih bisa terus tumbuh jika BRI mampu meningkatkan pertumbuhan kreditnya dua digit di semester II tahun ini. Menurutnya, meningkatkan rasio kredit perlu perjuangan yang luar biasa.
Pasalnya, permintaan kredit di sektor UMKM diprediksi menurun lantaran kebijakan pemutihan. "Tapi paling tidak, di tengah valuasi yang menarik ini, dari BBRI secara technical rata-rata di bawah medium, ini semestinya investor akan mencermati, investor asing juga akan terus meningkatkan kepemilikan sahamnya," jelasnya.
Rekomendasi Saham BBRI
Mirae Asset Sekuritas Indonesia (4/7)
Investor direkomendasikan untuk Accumulative Buy Saham BBRI dengan target price (TP) atau rentang harga Rp 4.490.
PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (5/7/2025)
Investor direkomendasikan Buy saham BBRI di TP Rp 4.800.
Sucor Sekuritas (8/7)
Investor direkomendasikan Buy saham BBRI di TP 5300. Namun untuk saat ini, investor dapat membeli saham BBRI di area Rp 3.730 atau Rp 3.350
Bina Artha Sekuritas (8/7)
Investor direkomendasikan untuk Hold/Buy on Weakness saham BBRI pada TP atau rentang harga Rp 3960, Rp 4100, Rp 4230 dan Rp 4370. Kemudian disarankan membeli di rentang harga Rp 3520-3630.
(ara/ara)