PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menjadi perusahaan kripto pertama yang mencatatkan saham di perdagangan saham.
Berdasarkan data di papan perdagangan BEI, saham COIN terbang 35% hingga Auto Reject Atas (ARA) ke harga Rp 135 per lembar. COIN melepas sebanyak 2.205.882.400 saham pada debut perdananya.
Perseroan menetapkan harga saham sebesar Rp 100 untuk setiap saham. Dengan begitu, perseroan akan meraup dana segar dari IPO sebesar Rp 220,58 miliar. COIN mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 180 kali dengan total pemesanan 200.000 lebih calon investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami percaya animo dari masyarakat terhadap saham COIN menggambarkan penerimaan aset kripto yang semakin luas dari masyarakat dan mengajak seluruh pihak untuk ikut melakukan pengawasan," ujar Direktur Utama Indokripto Koin Semesta Ade Wahyu di Main Hall BEI, Jakarta Selatan, Rabu (09/07/2025).
Ia menjelaskan, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam adopsi aset kripto global berdasarkan data laporan terbaru dari Chainalysis Global Crypto Adoption Index. Karenanya, ia menilai Indonesia menjadi negara dengan adopsi aset kripto nomor satu di kawasan Asia Tenggara.
Peningkatan terhadap adopsi aset kripto secara global didukung oleh semakin meningkatnya jumlah konsumen aset kripto nasional yang sudah mencapai 14,16 juta orang per April 2025, atau terus bertambah dibandingkan Januari 2025 di angka 12 juta orang.
Menurutnya, dengan pengawasan Bursa CFX dan Lembaga Kustodian ICC, aset kripto mampu mendorong pertumbuhan total transaksi aset kripto Indonesia yang mencapai hingga Rp 650,61 triliun di akhir 2024.
"Saat ini Indonesia menempatkan peringkat ketiga secara global dan tertinggi di ASEANdalam adopsi kripto dengan lebih dari 14,2 juta pengguna dan nilai tertinggi transaksi mencapai Rp 650 triliun pada akhir tahun 2024," imbuhnya.
Dana IPO ini akan dialokasikan untuk modal kerja anak usaha. Adapun rinciannya, sekitar 85% akan diberikan kepada perusahaan anak, yakni CFX dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk modal kerja meliputi pembiayaan teknologi, dana cadangan, hingga beban umum operasional.
Kemudian 15 % sisa dana IPO juga akan diberikan kepada perusahaan anak, yaitu ICC, dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk modal kerja.
Tonton juga "Harga Bitcoin Sentuh Rp 1,8 M, Apa Penyebabnya?" di sini:
(ara/ara)