Pendapatan Krakatau Steel Naik, tapi Rugi Makin Dalam Jadi Rp 1,7 T

Pendapatan Krakatau Steel Naik, tapi Rugi Makin Dalam Jadi Rp 1,7 T

Andi Hidayat - detikFinance
Sabtu, 26 Jul 2025 19:45 WIB
Logo Krakatau Steel
Krakatau Steel/Foto: Andi Hidayat/detikcom
Jakarta -

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan kenaikan pendapatan sepanjang semester I-2025. Namun, berdasarkan laporan keuangan, perseroan masih mencatat rugi bersih yang membengkak dalam periode tersebut.

KRAS mencatat pendapatan sebesar US$ 460,83 juta atau setara Rp 7,53 triliun (kurs Rp 16.359) berdasarkan laporan keuangan kuartal II-2025. Angka tersebut naik dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni sebesar US$ 444.67 juta.

Sejalan dengan hal tersebut, KRAS mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi US$ 426,86 juta atau sekitar Rp 6,98 triliun. Angka tersebut membengkak jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 396,44 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan begitu, emiten pelat merah itu membukukan penyusutan laba bruto menjadi US$ 33,97 juta atau sekitar Rp 551,3 miliar, dengan margin laba kotor sebesar 7,37%. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, laba bruto perseroan tercatat sebesar US$ 48,23 juta.

ADVERTISEMENT

KRAS juga membukukan rugi bersih periode berjalan sebesar US$ 105,38 juta atau sekitar Rp 1,72 triliun. Angka tersebut naik jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni sebesar US$ 60 juta. Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan, menyebut capaian ini menunjukkan perbaikan efisiensi mengingat adanya penurunan beban usaha.

"Kinerja operasional Krakatau Steel menunjukkan perbaikan efisiensi, tercermin dari penurunan beban usaha sebesar 16% menjadi US$ 47,6 juta atau Rp 772,8 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan komitmen Krakatau Steel dalam memperbaiki struktur biaya dan meningkatkan produktivitas," jelas Akbar dalam keterangannya, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Sabtu (26/7/2025).

Akbar juga menyampaikan, meskipun masih menghadapi tantangan dari sisi non-operasional, beban keuangan dan hasil investasi pada entitas asosiasi, Krakatau Steel terus menempuh langkah-langkah strategis untuk memperkuat fundamental keuangannya dan tetap menjaga stabilitas aset yang meningkat tipis sebesar 0,61% menjadi US$ 2,91 miliar atau Rp 47,27 triliun per 30 Juni 2025.

"Memasuki fase baru operasional, Krakatau Steel telah mengaktifkan fasilitas produksi Hot Strip Mill 1 (HSM#1) di awal 2025. Fasilitas ini menjadi bagian penting dalam strategi transformasi dan pemulihan bisnis. Sejalan dengan itu, Perseroan juga terus memantapkan integrasi di segmen baja maupun non-baja sebagai langkah diversifikasi dan penguatan daya saing," tambah Akbar.

Akbar menambahkan, Krakatau Steel tetap optimis terhadap prospek perbaikan kinerja di paruh kedua tahun ini. Ia juga menyebut, perseroan akan fokus meningkatkan kinerja yang lebih efisien.

"Kami fokus menjalankan strategi peningkatan kapasitas, efisiensi, serta kolaborasi dengan mitra strategis agar Krakatau Steel dapat memberikan kinerja yang lebih baik secara berkelanjutan," tutupnya.

(ara/ara)

Hide Ads