Laba Medco Susut 81,5%, Ini Penyebabnya

Laba Medco Susut 81,5%, Ini Penyebabnya

Andi Hidayat - detikFinance
Rabu, 10 Sep 2025 12:46 WIB
Gedung Medco energi. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Gedung Medco/Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) buka-bukaan soal penurunan capaian laba bersih yang terjadi pada semester I 2025. Diketahui, Medco mencatat penurunan laba bersih sebesar 81,5% menjadi US$ 37 juta atau sekitar Rp 608,88 miliar (asumsi kurs Rp 16.456) di paruh pertama tahun 2025.

Direktur dan Chief Administrative Officer Medco Energi Internasional, Amri Siahaan, menjelaskan penurunan laba bersih kuat dipengaruhi oleh rugi bersih yang dialami PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di semester I 2025 sebesar US$ 146 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun.

"Labah bersih tercatat US$ 37 juta menurun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi adanya rugi dari aman sekitar US$ 31 juta seiring transisi ke fase 8 smelter dan smelter mulai berproduksi katoda tembaga pada akhir Maret dengan penjualan dimulai di kuartal kedua," ungkap Amri dalam acara Public Expose Live, Rabu (10/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, terang Amri, penurunan laba bersih terjadi akibat penurunan harga minyak. Dari sisi produksi, penurunan laba juga disebabkan oleh biaya dry hole dari pengeboran eksplorasi sumur production sharing contract (PSC) Beluga di Natuna sebesar US$ 8,9 juta.

ADVERTISEMENT

Namun begitu, Amri tetap berkomitmen memberikan nilai tambah kepada pemegang saham di tengah volatilitas harga minyak. Medco tercatat telah mendistribusikan dividen sebesar US$ 38 juta di bulan Juli lalu.

"Sehingga total dividend tahun 2024 yang telah didistribusikan adalah US$ 63 juta atau Rp 41 per share," imbuhnya.

Amri menjelaskan, pihaknya juga telah merampungkan akuisisi Fortuna International (Barbados) Inc yang memegang hak kepemilikan tidak langsung sebesar 24% di PSC Corridor dari Repsol E&P Sàrl. Ia menyebut, blok Corridor merupakan aset gas yang memiliki arus kas stabil.

"Blok ini mencakup tujuh lapangan gas yang sudah berproduksi dan satu lapangan minyak. Dengan infrastruktur yang sudah siap dan program eksplorasi dan pengembangan yang terus berjalan. Dengan asumsi minyak mid cycle, aset ini diperkirakan akan memberikan tambahan EBITDA sekitar US$ 145 juta pada tahun 2026, termasuk US$ 90 juta dari kontrak gas dengan harga tetap," imbuhnya.

Amri menambahkan, Medco juga telah memperbarui panduan produksi di tahun 2025. Dalam panduan tersebut, perseroan membidik lifting minyak sebanyak 155-160 barel ekuivalen per hari. Sekitar 48% dari total produksi minyak dan gas dijual melalui perjanjian jual beli jangka panjang yang dianggap dapat memberikan kepastian di tengah fluktuasi harga.

"Sekitar 48% dari total produksi minyak dan gas dijual melalui perjanjian jual-beli gas domestik jangka panjang dengan harga tetap dan schematic for pay. Struktur ini memberikan kepastian arus kas dan melindungi dari fluktuasi harga minyak. Sisanya sekitar 52% terekspos pada dinamika harga pasar termasuk 24% gas ekspor yang harganya terindeks pada harga minyak," tutupnya.

Simak juga Video 'Laba Operasional Samsung di Kuartal II Anjlok 55 Persen':

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads