Saham Netflix Berdarah Usai Diprotes Elon Musk soal LGBT

Saham Netflix Berdarah Usai Diprotes Elon Musk soal LGBT

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 03 Okt 2025 13:22 WIB
ISTANBUL, TURKEY - MARCH 23:  The Netflix App logo is seen on a television screen on March 23, 2018 in Istanbul, Turkey. The Government of Turkish President Recep Tayyip Erdogan passed a new law on March 22 extending the reach of the countrys radio and TV censor to the internet.  The new law will allow RTUK, the states media watchdog, to monitor online broadcasts and block content of social media sites and streaming services including Netflix and YouTube. Turkey already bans many websites including Wikipedia, which has been blocked for more than a year. The move came a day after private media company Dogan Media Company announced it would sell to pro-government conglomerate Demiroren Holding AS. The Dogan news group was the only remaining news outlet not to be under government control, the sale, which includes assets in CNN Turk and Hurriyet Newspaper completes the governments control of the Turkish media.  (Photo by Chris McGrath/Getty Images)
Netflix/Foto: Chris McGrath/Getty Images
Jakarta -

Orang terkaya dunia, Elon Musk, meminta pengikutnya di media sosial X untuk segera membatalkan langganan layanan streaming Netflix. Hal ini karena kontroversi seputar acara animasi dan pembuatnya. Ajakan Elon Musk ini membuat saham perusahaan jatuh cukup dalam.

Melansir CNBC, Jumat (3/10/2025), aksi boikot ini diperkirakan bermula dari reaksi keras kaum konservatif AS terhadap serial animasi Netflix, "Dead End: Paranormal Park". Sebab serial animasi yang dibatalkan pada 2023 lalu itu menampilkan karakter transgender.

"Batalkan Netflix demi kesehatan anak-anak Anda," kata Musk dalam unggahan akun X miliknya pada Rabu (1/10) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imbas ajakan 'un-subscribe' dari Elon Musk, saham Netflix (NFLX) tercatat mengalami penurunan hingga 4% pada akhir pekan ini. Padahal saham perusahaan sempat melejit sejak awal tahun hingga 60%, sebelum diboikot oleh orang terkaya di dunia itu.

ADVERTISEMENT

Alicia Reese dari Wedbush Securities mengatakan bahwa ajakan boikot tersebut datang terlambat untuk memberi dampak berarti pada jumlah pelanggan. Selain itu kinerja keuangan perusahaan yang baik sepanjang tahun ini turut meredam jatuhnya saham perusahaan.

"Angka-angka mereka seharusnya baik-baik saja. Saya rasa sahamnya tidak terlalu terpukul," kata Reese kepada CNBC.

Tim Seymour dari Seymour Asset Management mengatakan meski berita terkait aksi boikot ini dapat menggerakkan nilai saham, saham Netflix pada akhirnya terlalu mahal untuk terpengaruh secara signifikan oleh reaksi negatif dari internet.

"Kita pernah mengalami momen-momen seperti ini, entah itu kampanye iklan yang salah atau ada kesan bahwa suatu perusahaan berpihak pada saluran politik tertentu. Saya rasa itu bukan alasan untuk menjual Netflix," kata Seymour.

Lihat juga Video: Novel Dan Brown 'The Secret of Secrets' Akan Jadi Serial Baru di Netflix

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads