Rencana Terbaru Sepatu Bata Usai Tutup Produksi Alas Kaki

Rencana Terbaru Sepatu Bata Usai Tutup Produksi Alas Kaki

Andi Hidayat - detikFinance
Rabu, 15 Okt 2025 10:16 WIB
Produsen alas kaki PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mulai gencar untuk menjual produknya melalui e-commerce. Tahun ini perusahaan alas kaki tersebut menargetkan memproduksi 4,5 juta pasang alas kaki.
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta -

PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi menutup usaha kegiatan usaha industri alas kaki kebutuhan sehari-hari dalam Anggaran Dasar perseroan. Keputusan ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September 2025.

Director & Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, menjelaskan penghentian produksi sebelumnya telah diumumkan perseroan pada 4 Mei 2024. Hingga saat ini, produksi telah melakukan transisi produksi kepada pemasok alas kaki domestik.

Pengalihan produksi ini dinilai langkah strategis dalam meningkatkan rantai pasok dan efisiensi biaya. Sepatu Bata juga tidak memiliki rencana untuk kembali menghidupkan kembali kegiatan produksinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perseroan telah mengumumkan penghentian kegiatan produksi pada tanggal 4 Mei 2024, dan saat ini Perseroan telah berhasil melakukan transisi produksi kepada pemasok lokal di Indonesia. Langkah strategis ini telah meningkatkan fleksibilitas rantai pasok Perseroan serta berkontribusi positif terhadap efisiensi biaya," ujar Hatta dikutip dari Keterbukaan Informasi, Rabu (15/10/2025).

ADVERTISEMENT

Berdasarkan hal tersebut, Sepatu Bata memutuskan untuk menghapus kegiatan produksi alas kaki untuk keperluan sehari-hari dalam Anggaran Dasar perseroan. Sepatu Bata juga telah menyiapkan lima inisiatif utama sebagai strategi bisnis ke depan. Pertama, optimalisasi ritel.

"Alih-alih melakukan ekspansi gerai secara agresif, Perseroan menerapkan strategi jaringan ritel berbasis kinerja. Fokus utama diarahkan pada renovasi toko guna meningkatkan pengalaman pelanggan dan menarik lebih banyak pengunjung di seluruh lokasi," ungkap Hatta.

Kedua, peningkatan marjin sebagai upaya menaikan profitabilitas melalui pengembangan dan penjualan koleksi produk eksklusif yang bernilai tambah. Ketiga, efisiensi dengan menyederhanakan kegiatan operasional di seluruh lini bisnis.

Keempat, pertumbuhan digital dengan bisnis daring yang efisien dan menguntungkan, utamanya melalui kemitraan melalui platform e-commerce pihak ketiga. Kelima, monetisasi aset dengan melepas properti yang tidak digunakan untuk mendukung fleksibilitas keuangan.

"Tujuan Perseroan adalah untuk meningkatkan penjualan pada toko yang sama serta menjaga stabilitas arus kas hingga akhir tahun 2027. Perseroan meyakini bahwa strategi yang dijalankan akan mampu memulihkan profitabilitas serta mencapai pertumbuhan dalam jangka Panjang yang berkelanjutan," ucapnya.

Hatta menambahkan, strategi ini diyakini tidak akan berdampak negatif terhadap rantai pasok produk perseroan dalam. Pasalnya ada peralihan ke pasokan lokal dan kemitraan strategis yang dianggap mampu merespons dinamika kebutuhan pasar.

Simak juga Video: Menperin Ungkap Bata Tutup Pabrik-Jual Aset untuk Efisiensi

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads