IHSG Pagi Ini Menguat di Level 8.100

IHSG Pagi Ini Menguat di Level 8.100

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 29 Okt 2025 09:15 WIB
Pekerja berjalan dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/4/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari Jumat (8/4) sore ditutup naik 83,46 poin atau 1,17 persen menembus level  7.210. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
IHSG - Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada zona hijau pagi ini. Pergerakan IHSG terpantau naik ke level 8.100-an.

Dikutip dari RTI, Rabu (29/10/2025), IHSG pukul 9.05 WIB berada di level 8.100,38 naik 0,10% atau 7,75 poin. Sementara saat pembukaan berada di level 8.107,37.

IHSG sempat berada di level tertinggi 8.115,70 dan berada di level terendah 8.081,62. Volume transaksi tercatat 2,08 miliar saham dengan nilai Rp 1,00 triliun. Frekuensi transaksi tercatat 140.042 kali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada perdagangan pagi ini sebanyak 274 saham menguat, 189 saham melemah, dan 178 saham stagnan.

ADVERTISEMENT

IHSG melemah secara mingguan minus 0,66%, sementara pergerakan selama sebulan menguat 0,68%. Begitu juga selama tiga bulan, IHSG menguat 6,35%, dalam enam bulan juga menguat 25,72%. Kemudian selama setahun, IHSg menguat 14,39%.

PT. Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai IHSG masih mengalami fluktuasi tinggi di hari kedua pekan ini karena masih terpengaruh oleh sentimen isu perubahan metodologi free float MSCI terhadap saham-saham di Indonesia.

IHSG sempat melemah mendekati 1% ke level 8.039,8, namun kembali membaik menjelang akhir penutupan kemarin, sehingga ditutup melemah tipis 0,3% menjadi 8.092,6. Namun demikian investor asing mencatatkan net outflow yang cukup signifikan, mencapai IDR1,4triliun.

Sentimen MSCI mungkin masih dapat mempengaruhi pergerakan IHSG ke depan terutama apabila berpengaruh terhadap flows dari investor asing. Pasar juga akan mengamati rilis kinerja emiten.

Beberapa Perusahaan yang baru merilis laporan keuangan menunjukkan perkembangan yang bervariasi. UNVR mencatatkan kinerja 9M25 yang lebih baik dari ekspektasi dan memberikan optimisme akan perbaikan kinerja ke depan.

Sementara itu KLBF menunjukkan kinerja yang sesuai dengan ekspektasi sejalan dengan disiplin pengeluaran yang mereka lakukan. ANTM mencatatkan kinerja 3Q25 yang lemah karena efek penghentian sementara operasi tambang Grasberg.

Lihat juga Video: Sektor Properti Jadi Penopang IHSG di Tengah Tekanan Global

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads