Berlian Laju Tanker Turun Peringkat

Berlian Laju Tanker Turun Peringkat

- detikFinance
Jumat, 11 Apr 2008 09:13 WIB
Jakarta - Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Berlian Laju Tanker Tbk(BLTA) baik untuk performa perusahaan maupun obligasinya dari idAA- menjadi idA+.

Obligasi yang dimaksud adalah obligasi BLTA II/2003 sebesar Rp 340 miliar yang jatuh tempo Mei 2008 dan obligasi BLTA III/2007 sebesar Rp 700 miliar yang jatuh tempo Juli 2012.

Sedangkan peringkat untuk obligasi syariah BLTA Sukuk Ijarah/2007 sebesar Rp 200 miliar yang jatuh tempo Juli 2012 turun dari idAA-(sy) menjadi idA+(sy). Semua outlook (prospek) untuk peringkat tersebut adalah stabil. Masa berlaku rating ini untuk perioed 31 Maret 2008 sampai 1 Juni 2008.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan peringkat disebabkan oleh tingginya utang di struktur modal perusahaan setelah akuisisi Chembulk Tankers LLC (CTL) dan eksposur terhadap risiko volatilitas freight rate," kata analis Pefindo Ronald Hertanto & Niken Indriarsih dalam siaran pers, Jumat (11/4/2008).

Tetapi Pefindo melihat, posisi BLTA yang superior di bisnis pengangkutan produk cair dan diversifikasi bisnis yang bagus masih mendukung peringkat di atas.

BLTA adalah perusahaan pelayaran yang fokus di pengangkutan produk cair seperti kimia, minyak, gas dan edible oil. BLTA adalah perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Singapore Stock Exchanges.

Pemegang saham perusahaan adalah PT Tunggaladhi Baskara (49,24%), publik (40,88%) and saham treasury (8,99%).

BLTA mengakuisisi Chembulk Tankers LLC, perusahaan pelayaran berbasis di Amerika Serikat yang fokus di pengangkutan produk kimia, dengan total biaya akuisisi sebesar USD850 juta. Pada 31 Desember 2007.

BLTA memiliki 37 kapal untuk pengangkutan produk kimia (total kapasitas sebesar 528.621 DWT), 14 kapal untuk pengangkutan produk minyak (935.568 DWT) dan 8 kapal untuk pengangkutan produk gas (35.364 CBM), 1 kapal FPSO (kapasitas produksi 15.000 barrel per hari) dan 18 kapal sewa (318.075 DWT).

Pefindo juga mengaku akan terus memantau angka rasio antara kewajiban keuangan dan modal (DER) dan perbandingan antara kewajiban keuangan bersih dan modal (Net DER) perusahaan karena kedua rasio tersebut pada akhir 31 Desember 2007 telah melebihi 2,5 kali dan 2,5 kali, batasan maksimum yang telah ditentukan dalam persyaratan obligasi domestik.

Ketidakberhasilan untuk memperbaiki rasio yang disebutkan di atas dapat menyebabkan obligasi domestik perusahaan jatuh tempo sebelum waktunya.

BLTA memiliki kesempatan untuk memperbaiki kedua rasio tersebut dalam jangka waktu 120 hari, dimulai dari tanggal penerbitan surat peringatan yang telah dikeluarkan oleh wali amanat. BLTA akan menggunakan kas internal, yang berjumlah Rp 1,98 triliun pada akhir tahun 2007, untuk membayar obligasi II/2003 dan obligasi Syariah/2003 yang jatuh tempo di bulan Mei 2008. (ir/ir)

Hide Ads