Dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia hanya 50-60% atau sekitar 143 juta penduduk yang masuk kelas menengah dan dari angka itu hanya 500 ribu atau 0,3% yang sudah masuk pasar modal.
"Pertumbuhan ekonomi kita besar tapi belum didukung keuangan yang memadai, masyarakat kebanyakan hanya tahu asuransi dan perbankan, belum paham soal investasi," kata Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia Haryadi Ramelan saat Diskusi OJK Mengenai Perkembangan Pengawasan Pasar Modal, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan, rata-rata penghasilan masyarakat Papua jauh di atas penghasilan orang Jakarta sekali pun.
Dengan penghasilan yang tinggi, sangat dimungkinkan untuk bisa menarik masyarakat Papua ikut berinvestasi di pasar modal melalui berbagai instrumen investasi yang ada.
"Edukasi dan sosialisai masih sangat dibutuhkan di darerah karena belum terjamah. Di Papua misalnya, orang yang bekeja di sana itu kan daerah tambang, itu gajinya luar biasa belum tamat SD saja sudah Rp 5 juta, sudah tamat SD di atas Rp 5 juta, tamatan SMA di atas Rp 10 juta, sayangnya mereka hanya tahu menabung, dan investasi belum ada, ini bagaimana supaya bisa menyasar ke sana," tandasnya.
(drk/ang)