Direktur SIDO Venancia Sri Indrijati mengatakan, di tahun depan perseroan akan mengeluarkan produk herbal baru. Ini akan menambah varian berbagai obat herbal yang telah dimiliki perseroan saat ini.
"Produk baru untuk domestik dan ekspor. Porsinya domestik lebih besar. Saat ini ekspor hanya 2,%. Kita akan nambah volume di mana memiliki potensi besar. Target kita minimal 10% total ekspor, mudah-mudahan secepatnya tercapai," ujar dia dalam acara Investor Summit 2015, di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (10/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan kembangkan pasar yang ada, di Asia Tenggara,โ katanya.
Di samping itu, perseroan juga tengah menyelesaikan pembangunan pabrik baru senilai Rp 176 miliar yang ditargetkan selesai di tahun depan. Kapasitasnya ditargetkan mencapai dua kali lipat dari pabrik yang ada saat ini sebesar 85 juta sachet per bulan.
โPabrik yang ini kapasitasnya akan 2 kali lipat, kapasitas sekarang 85 juta sachet, termasuk untuk pengembangan produk-produk berkembang, untuk lebih efisien kita membangun untuk kapasitas 45 tahun ke depan. Nanti awal Januari kita sudah mulai trial, sudah grounbreaking tahun kemarin,โ ujar dia.
Produsen produk Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G ini mencatat angka penjualan selama 9 bulan pertama 2015 sebesar Rp 1,65 triliun atau naik 3,5% dari Rp 1,59 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Segmen herbal dan suplemen merupakan kontributor penjualan terbesar dengan pertumbuhan penjualan sebesar 12,7%.
Namun, di sisi lain segmen healthy food and beverages mengalami penurunan 12,1%. Penurunan ini disebabkan oleh lemahnya penjualan produk minuman energi.
Sedangkan dari segmen pharmaceutical, penjualan masih stabil dengan kontribusi penjualan sebesar 3,6% atas total penjualan perseroan.
Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba operasi sebesar 16,2% dengan peningkatan marjin operasi menjadi 22% dari sebelumnya 19,6% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih perseroan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 3,7% menjadi Rp 326 miliar dari sebelumnya Rp 314,5 miliar di tahun 2014.
(drk/ang)