Saham Bakrie Mulai Bangkit, BNBR dan BTEL Masih Gocap

Saham Bakrie Mulai Bangkit, BNBR dan BTEL Masih Gocap

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 09 Feb 2017 15:41 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Saham-saham Grup Bakrie mulai 'bangkit dari kubur'. Namun dari sembilan perusahan Grup Bakrie yang tercatat di pasar modal, dua di antaranya masih menjadi saham tidur di level Rp 50 alias gocap.

Kedua emiten tersebut yakni PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Padahal, tujuh saham Bakrie lainnya sudah lama meninggalkan zona 'gocap' dan menjadi saham 'zombie' yang bergerak liar.

Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang menunjukan penguatan paling tinggi, pada ada 10 Juni 2016 saham BUMI mulai merangkak naik dan ditutup di level Rp 67 per saham. Sejak saat itu saham BUMI terus melejit hingga posisi Rp 505 pada 27 Januari 2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lonjakan saham BUMI ini disusul penguatan saham-saham Grup Bakrie lainnya. Saham apa saja yang ikut naik tinggi?

Baca juga: Pergerakan Saham 'Zombie' Grup Bakrie yang Tak Lagi Gocap

Menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, saham BNBR dan BTEL tak ikut terkerek naik lantara keduanya tak terpengaruh atas sentimen positif dari rencana BUMI yang ingin melakukan restrukturisasi utang.

Pada RUPS BUMI beberapa hari yang lalu, sebanyak 99,96% pemegang saham sepakat atas rencana tersebut. Harga pelaksanaan rights issue dipatok pada level Rp 926, sehingga maksimal dana yang akan diraih lewat HMETD sebesat Rp 35,1 triliun.

Lewat rights issue tersebut, maka jumlah utang yang akan dikonversi melalui penerbitan saham baru atau rights issue sebesar US$ 2,01 miliar. Sementara untuk konversi melalui OWK senilai US$ 639 juta.

"Sentimen yang ini lebih menyasar ke emiten Bakrie yang komoditas dulu. Kebetulan harga komoditas banyak pihak memperkirakan akan naik," terangnya saat dihubungi detikFinance, Kamis (9/2/2017).

Menurutnya untuk BTEL yang bergerak di sektor telekomunikasi tak terpengaruh juga lantaran tidak ada sentimen positif dari sektor tersebut.

"Sedangkan BNBR hanya sebagai holding, pasar tidak melihat holding-nya," tambahnya.

Sementara menurut Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee, saham BNBR berpotensi untuk ikut bergerak. Namun masih menunggu waktu. Sebab, para pelaku pasar yang masuk ke saham BUMI akan melakukan profit taking dan masuk ke saham Bakrie lainnya dengan harapan akan ikut terkerek naik.

"BTEL punya masih punya masalah dan karena sentimennya tidak begitu bagus. Kalau BNBR menunggu waktu untuk bergerak, karena dia holding," tuturnya. (ang/ang)

Hide Ads